REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bupati Kabupaten Garut Rudi Gunawan mengatakan kondisi hutan yang ada di Kabupaten Garut baik. Menurutnya, hutan-hutan yang kritis bukan di hulu Sungai Cimanuk. Memang ada alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian, tapi bukan di hulu Cimanuk.
"Penyebabnya hujan deras yang lama, berlangsung selama empat jam, mulai sejak maghrib," kata Rudi kepada Republika.co.id, Rabu (21/9).
Ia menerangkan, akibat hujan deras air dari sungai-sungai kecil yang jumlahnya puluhan menumpahkan airnya semua ke Sungai Cimanuk sehingga Sungai Cimanuk meluap.
Baca: Eksploitasi Kawasan Konservasi Diduga Penyebab Bencana di Garut
Menurut Rudi, hulu Sungai Cimanuk di wilayah Cisurupan mengalir ke Banyombong. Kemudian ke Samarang dan Tarogong Kidul. Menurutnya, pendangkalan ada, tapi Sungai Cimanuk sangat lebar.
"Kalau ini diakibatkan oleh gundulnya hutan, itu tidak," jelas Rudi.
Ia menegaskan, hutan yang gundul di Garut akibat penebangan liar ada di aliran Sungai Cibantarua dan Cilaki. Kedua sungai tersebut tidak terhubung ke Sungai Cimanuk.
Hasil pantauan Republika.co.id, sampai Rabu (21/9) siang, jumlah korban yang meninggal 20 orang. Korbannya mulai dari balita sampai orang tua. Rumah yang rusak diperkirakan mencapai ratusan.
Banjir di Kabupaten Garut akibat luapan Sungai Cimanuk telah merusak berbagai fasilitas umum dan merenggut korban jiwa. Kerugian akibat bencana banjir tersebut ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.