REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir di Garut, Jawa Barat, sudah mulai surut. Meski begitu, warga diminta tetap berada di pengungsian untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan. Sebab, hujan kemungkinan masih akan turun.
"Ini untuk mengantisipasi terjadinya banjir lagi pada sore dan malam hari karena turunnya hujan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Haryadi Wargadibrata kepada Republika.co.id, Rabu (21/9).
Imbauan tersebut sudah disampaikan pada Rabu pagi tadi. Haryadi mengakui, ada beberapa warga yang kembali ke rumahnya untuk mengamankan barang-barang berharga. Namun setelah itu mereka kembali ke tempat pengungsian.
Di Garut, ada sekitar 500 kepala keluarga (KK) mengungsi. Banjir terjadi di tujuh kecamatan di Garut, yakni Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Garut Kota, Banyuresmi, Bayongbong, Wanaraja, dan Karangpawitan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan saat ini para pengungsi dan petugas membutuhkan beberapa keperluan mendesak, di antaranya makanan, pakaian, selimut, alat berat, air bersih, dan peralatan untuk membersihkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, hujan berintensitas tinggi dan berdurasi panjang, ditambah tingginya tingkat kerentanan telah menyebabkan bencana banjir dan longsor di Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Hujan deras sejak Selasa (20/9) pukul 19.00 WIB menyebabkan debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik secara cepat. Pukul 20.00 WIB banjir setinggi lutut kemudian sekitar jam 23.00 WIB banjir setinggi 1,5 hingga 2 meter.