Rabu 21 Sep 2016 07:24 WIB

Batal Jadi Wakilnya, Ahok Pastikan Heru Sudah Legowo

Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjawab pertanyaan wartawan seusai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (7/4).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjawab pertanyaan wartawan seusai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon pejawat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut Heru Budi Hartono sudah legowo atau ikhlas atas langkahnya maju mengikuti pilkada DKI Jakarta dengan pendamping Djarot Saiful Hidayat. Awalnya, Ahok mengajak Heru sebagai pendampingnya di Pilkada.

"Iya sudah (legowo, red)," kata Ahok di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (20/9) malam.

Heru Budi Hartono merupakan sosok calon wakil Gubernur yang dipilih Ahok ketika dia menyatakan akan maju mengikuti pilkada DKI Jakarta melalui jalur perseorangan. Kini Ahok telah mengubah jalannya dengan memilih maju dalam pilkada dengan dukungan partai politik. Partai pendukung Ahok semula adalah Nasdem, Hanura, Golkar. Kini bertambah dengan datangnya dukungan dari PDI Perjuangan.

Ahok tidak banyak berkomentar atas dukungan yang baru diperolehnya dari PDI Perjuangan. Hanya saja dia bersama dengan calon kepala daerah lainnya menyatakan telah menandatangani kontrak politik dengan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memaparkan ada sejumlah alasan terkait keputusan partainya mendukung Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Alasan pertama Ahok hingga saat ini merupakan pejawat Gubernur DKI Jakarta yang bertugas meneruskan kepemimpinan Jokowi di Jakarta.

Kedua, ideologi PDI Perjuangan merupakan Pancasila 1945 dan berkomitmen terhadap trisakti serta nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila. Bagi PDI Perjuangan, nilai-nilai tersebut fundamental dan final. Ketiga pasangan Ahok-Djarot dinilai mempunyai komitmen teguh dalam jalankan ideologi PDI Perjuangan dan bisa bersinergi dengan pemerintah pusat.

Keempat, PDI Perjuangan menilai pasangan Ahok-Djarot bisa mengimplementasikan visi-misi Jakarta baru yang sebelumnya diusung Jokowi-Ahok di Jakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan persepsi positif survei setahun terakhir yang menunjukkan kepuasan publik DKI Jakarta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement