Ahad 04 Sep 2016 22:00 WIB

MPR: Cinta Pancasila tak Cukup Hafal

Anggota FPKS MPR RI Sigit Sosiantomo
Foto: Ist
Anggota FPKS MPR RI Sigit Sosiantomo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Mengenal Pancasila tidak sebatas menghafal tiap silanya. Mempelajari sejarah Pancasila akan membawa kepada pemahaman sejarah bangsa yang baik sehingga lahir kecintaan terhadap Tanah Air. 

Anggota FPKS MPR RI Sigit Sosiantomo menyayangkan, masih banyak masyarakat Indonesia yang mengenal Pancasila sebatas dasar negara. Padahal menurutnya, dengan mempelajari sejarah kelahiran Pancasila, akan menumbuhkan kecintaan terhadap bangsa dan negara. Karena kelahiran Pancasila bagian dari proses terbentuknya negara Indonesia

"Setiap September akhir, kita hanya selalu diingatkan peristiwa pemberontakan komunisme. Padahal lebih jauh, bulan ini bisa jadi momentum untuk mengenali sejarah Pancasila. Sehingga akan tumbuh rasa cinta dan nasionalisme terhadap bangsa ini," ujar Sigit dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Sidoarjo, Ahad (4/9).

Sigit menuturkan, dalam sosialisasi tersebut, masih banyak warga masyarakat yang tidak mengenal dasar negaranya. "Masih ada bahkan yang tidak hafal. Apalagi memahami sejarah dan mencintai bangsanya. Ini problem bangsa kita," ucapnya. 

Dengan mempelajari sejarah Pancasila, Sigit menambahkan, akan membuka wawasan bahwa berdirinya bangsa ini hingga mampu bertahan dari kehancuran akibat pergolakan Perang Dunia kedua dan Perang Dingin, salah satunya karena faktor kesadaran menjadikan Pancasila sebagai filosofi dan pemersatu bangsa. 

"Bangsa ini bersepakat menjadikan Pancasila dasar negara setelah menggali dari khazanah nusantara, serta melihat keragaman bangsa saat itu. Banyak kearifan yang melatarbelakangi lahirnya Pancasila," tuturnya. 

Lebih lanjut anggota Komisi V DPR RI ini mengatakan, tantangan bangsa Indonesia semakin besar dengan adanya globalisasi yang kuat masuk ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Globalisasi berdampak pada identitas nasional dan ideologi bangsa. 

"Komunisme sudah usang. Namun ancaman kita hari ini adalah globalisasi. Pancasila mendorong kita bisa bertahan dari serangan globalisasi. Karena itu tidak ada kata selesai untuk terus memupuk semangat empat pilar," cetus Sigit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement