Ahad 18 Sep 2016 08:28 WIB

Operasi Gratis dengan Kartu BPJS

Petugas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melayani peserta di kantor BPJS Kesehatan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (29/6).
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Petugas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melayani peserta di kantor BPJS Kesehatan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ichsan Emrald Alamsyah/Wartawan Republika

Tanggal 2 Oktober dan 30 September adalah waktu tak terlupakan bagi kakak beradik Afrida dan Merry, Ketika itu adalah waktu bagi keduanya menjalani operasi pengangkatan tumor jinak di payudara atau biasa disebut FAM (Fibroadenoma Mammae).

“Awal ketahuan aku panik, takut, bingung dan yang paling bikin stres ya itu mikir duitnya darimana. Aku ingat banget waktu itu baru dua hari jadi peserta BPJS (kesehatan)” tutur Merry Yuliarty Harahap (25 tahun) kepada Republika beberapa waktu lalu. Ketika itu awal Juli 2014 ia merasa ada benjolan di payudara sebelah kanan. 

Ia pun ketakutan dan langsung curhat dengan sang kakak, Afrida Harahap. Ternyata sang kakak juga mengalami keluhan yang sama. Bedanya sang kakak merasa ada benjolan di payudara sebelah kiri. 

Keduanya pun melapor kepada sang ibu, Herawaty dan langsung menyuruh keduanya memeriksakan diri ke dokter. Ketika itu, Merry tercatat menjadi peserta mandiri kelas I Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Merry pun langsung menuju Polkes Lakesgilut Ditkesad, Jakarta Pusat. Dari klinik tersebut ia pun mendapat surat rekomendasi atau rujukan ke dokter spesialis bedah. 

Beberapa hari kemudian sang ibu pun mendaftarkan Merry ke Rumah Sakit Islam Perumnas Klender, Jakarta Timur. Ia berangkat dari kediamannya di wilayah Matraman menuju RS Islam pukul 05.00 WIB. 

Selang dua jam, Merry sampai di rumah sakit dan langsung mendaftarkan diri. Ia tak lupa membawa foto kopi KTP, Kartu Keluarga dan BPJS. 

Setelah masuk ke ruangan, ucap Merry, sang dokter pun mengatakan ada benjolan dan dikategorikan tumor jinak. Dokter pun menyarankan agar segera di ambil tindakan berupa pembedahan di meja operasi.

Karyawan perusahaan keramik ini pun langsung memikirkan uangnya, akan tetapi sang dokter menenangkan karena tahu sang pasien adalah peserta BPJS. Ia mengatakan operasi akan dilakukan gratis asal Merry mengurus semua persoalan administrasi dengan benar.

“Langsung ditentukan oleh dokter operasi tanggal 30 September (tahun 2014), wah degdegan tuh,” ucap dia. Ia diharuskan mulai menginap tanggal 29 September. Tepat tanggal 30 September 2014, pukul 12.30 ia masuk ruang operasi.

Di sebelahnya, sang kakak Afrida (30 tahun), langsung mengatakan, kamar dan tempat tidur bekas sang adik, dua hari kemudian ia yang menempati. 

Perjalanan Afrida menuju meja operasi pun sebenarnya hampir mirip, bedanya ia adalah peserta BPJS Kesehatan perusahaan. Ia mengawali proses dari poliklinik yang sama dan rumah sakit yang sama pula, RS Islam Jakarta Timur.

Bagi Afrida, kartu BPJS adalah kartu sakti bagi mereka yang memiliki kekurangan dalam hal keuangan. “Menolong banget menurut aku, kalau nggak ada BPJS aku nggak tahu duit dari mana untuk operasi,” ucap dia.

Pembayaran Kolektif

Meski memiliki beragam keuntungan, namun Afrida ada satu hal yang menurut dia membuat kerepotan dalam menggunakan kartu BPJS. Kerepotan itu bermuara ketika itu harus membayar tiap milik ayah dan ibunya.

Untungnya menurut dia pemerintah menjalankan program pembayaran kolektif. Segala hal, terutama dalam hal pembayaran jadi lebih mudah dan tak terlewatkan. “Enakkan begitu daripada separuh-separuh bayarnya, nanti malah lupa,”ungkap dia.

Kepala Departemen Komunikasi Eksternal dan Humas BPJS Kesehatan, Irfan Humaidi mengatakan program pembayaran kolektif memang hadir untuk memudahkan masyarakat. Jika sebelumnya peserta mandiri terpaksa membayar iuran satu persatu maka saat ini hanya dengan satu nomor virtual account milik keluarga, maka semua biaya sudah diketahui. 

Selain itu memastikan bahwa iuran anggota keluarganya tidak ada yang terlewat dibayarkan. Sehingga kepesertaan dan penjaminan kesehatan keluarga tetap dapat aktif dan terjamin oleh BPJS Kesehatan

Kemudian keuntungan lainnya peserta juga akan lebih hemat ketika membayar iuran di loket pembayaran online (PPOB). Peserta hanya perlu membayar satu kali biaya administrasi untuk transaksi seluruh anggota keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement