REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang masa pendaftaran calon gubernur dan calon wakil yang akan bertarung pada Pilgub DKI 2017, sejumlah nama mulai ramai diperbincangkan masyarakat. Namun menurut Lembaga Survei Stratak Indonesia, tidak adanya calon dominan membuat sederet nama yang digadang-gadangkan memiliki peluang yang sama untuk memimpin Ibu Kota hingga 2022 mendatang.
Lembaga Survei Stratak Indonesia melakukan riset opini publik yang dilaksanakan pada periode 2 September hingga 10 September 2016. "Hasilnya menemukan Pilgub DKI Jakarta 2017 akan berlangsung seru dan tidak mudah dimenangkan pasangan manapun," kata peneliti Stratakindo, Octarina Subarjo, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (17/9).
Octa menerangkan temuan dari lapangan menunjukan adanya tren penurunan khususnya dari pejawat Basuki Tjahaja Purnama. Direktur riset Lembaga Survei Stratak Indonesia, Muhammad Romdhoni menjelaskan dari sisi para penantang Yusril, Risma dan Rizal Ramli berpotensi kalahkan Ahok.
"Survei ini menemukan Ahok tidak lagi bisa disebut sebagai pejawat yang kuat dan dominan, ia rapuh dan bisa dikalahkan. Di survei kami, ia secara personal tidak pernh mencapai 50 persen plus. Sementara para penantangnya terus merangkak naik, jika para penantang ini bersatu sehingga menjadi head to head akan amat seru," kata dia menjelaskan.
"Dari list para penantang," kata Octa menambahkan, "jika Yusril dipasangkan dengan siapapun berpotensi mengalahkan Ahok."