REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, tidak mengisyaratkan penolakan jika ia direkomendasikan maju sebagai bakal calon gubernur (cagub) pada Pilkada Jakarta 2017. Jika rekomendasi partai memintanya maju sebagai cagub, Risma menyatakan akan segera menentukan sikap.
"Kalau diminta maju, ya nanti akan saya jawab. Nanti akan saya kumpulkan teman-teman untuk menjawab, tapi kalau saya di kasih kesempatan itu. Kalau tidak, ya tidak usah ditanya to," ujar Risma kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (17/9).
Saat kembali disinggung soal siap atau tidak siap jika ditunjuk langsung oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri, Risma tidak memberi jawaban tegas. Ia justru menjelaskan kronologis pencalonannya sebagai Wali Kota Surabaya.
Menurut Risma, sebagai kader PDIP, ia tidak pernah ingin maju sebagai calon Wali Kota. Namun, rekomendasi dari partai memintanya maju sebagai calon Wali Kota selama dua periode.
"Saya sudah menolak, tetapi tetap saja turun rekomendasinya. Saya jalani saja, pencalonan tetapi kan saat itu saya berpikir belum tentu saya pasti jadi Wali Kota," tutur dia.
Baca juga, Elektabilitas Risma Melejit, Ahok Melorot.
Tidak seperti sebelumnya yang irit memberikan keterangan terkait Pilkada, pada Sabtu Risma mau menjawab semua pertanyaan wartawan soal wacana pencalonannya sebagai cagub DKI. Bahkan, saat dicecar kepastian sikapnya, Risma tetap menjawab ramah.
Seluruh pertanyaan seputar Pilkada, baik soal sinyal dari partai, hasil survei elektabilitas dan apresiasi publik terhadap kinerjanya selama memimpin Surabaya dijawab dengan santai.