Sabtu 17 Sep 2016 08:19 WIB

Nelayan tak Bisa Berbuat Banyak Hadapi Aksi Pengeboman Ikan

Seorang anggota TNI menjaga sejumlah ABK dan dua kapal ikan asal Sinjai dan Bandana, Sulawesi Tenggara yang sedang ditahan di PPI Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Maluku, Selasa (17/4).
Foto: ANTARA/Embong Salampessy
Seorang anggota TNI menjaga sejumlah ABK dan dua kapal ikan asal Sinjai dan Bandana, Sulawesi Tenggara yang sedang ditahan di PPI Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Maluku, Selasa (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, WANGIPAU, SUMBA TIMUR -- Masih maraknya kasus pengeboman ikan membuat nelayan di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, merasa resah.

"Masalah pengobaman ikan ini sudah lama terjadi, dan berlangsung kurang lebih tiga sampai empat tahun terakhir," kata Penasihat Nelayan Kampung Bugis Kabupaten Sumba Timur Mansyur Muslim di Waingapu Sumba Timur, Sabtu.

Para nelayan di kabupaten itu tidak bisa berbuat apa-apa dalam mencegah maraknya kasus tersebut. Pihaknya juga sudah sering melaporkannya kepada pemda dan pihak keamanan, tetapi juga tidak ada respons.

Menurut dia, aksi pengeboman ikan bisa dilihat oleh nelayan Sumba Timur meskipun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena para pengebom ikan dipersenjatai dengan senjata api.

"Kami juga takut, kalau kami mendekat nanti nelayan-nelayan yang hampir semuanya berasal dari Bima, NTB itu akan membunuh kami, jadi saat kami melihatnya kami hanya bisa pasrah dan ketika tiba di darat baru kami lapor ke pihak keamanan," katanya.

Bupati Sumba Timur Gideoan Mbilijora juga mengakui maraknya kasus pengebomman ikan yang terjadi di wilayah perairan setempat.

"Sejauh ini lokasi yang menjadi target dari kasus pengeboman ikan terjadi di 15 kecamatan pesisir di Sumba Timur. Namun walaupun kami mengetahui hal tersebut, kami tidak bisa berbuat apa-apa karena keterbatasan sarana prasarana kami miliki," katanya.

Ia mengatakan kawasan yang menjadi lokasi pengeboman ikan adalah di wilayah utara, timur, dan selatan, Kabupaten Sumba Timur terutama di Tanjung Sasar, Melolo sampai Salura hingga Mangudu yang merupakan pulau terdepan dari NKRI

Hal yang dibutuhkan saat ini oleh Pemda Sumba Timur adalah meningkatkan status pos Angkatan Laut menjadi Pangkalan Angkatan Laut, agar patroli di perairan Sumba bisa dilakukan secara rutin oleh anggota TNI AL dalam mencegah maraknya kasus pengeboman ikan di daerah itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement