REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Beberapa waktu lalu, Kota Bekasi di-bully oleh netizen. Bahkan bully-an itu sempat menjadi trending topic. Ternyata, bully yang dilakukan itu membawa manfaat bagi pembangunan Bekasi.
Wakil Wali Kota, Ahmad Syaikhu mengakui perumusan masalah perkotaan Bekasi saat ini datang melalui bully-an netizen di media sosial. Ia mengatakan bully-an warga yang menyebut lingkungan Kota Bekasi panas dan macet merupakan perumusan masalah yang disampaikan riil oleh masyarakat.
Kecuali, untuk bully-an yang tidak masuk akal seperti Kota Bekasi tidak ada di dalam peta, Syaikhu memandang ocehan itu tidak perlu dihiraukan.
"Kota Bekasi panas iya betul, macet iya betul, permasalahan sampah, dan lainnya. Kita temukan permasalahan ini untuk diselesaikan," katanya dalam seminar terbuka Bekasi Smart City di Aula Pascasarjana Universitas Islam 45 (Unisma), Kamis (16/9).
Ia mengatakan Bekasi berupaya mewujudkan Smart City. Ia mengharapkan dukungan dan buah pemikiran masyarakat Kota Bekasi dengan kreativitasnya, termasuk kalangan civitas akademika dan pengusaha di Kota Bekasi.
"Smart city dengan orientasi penyelesaian permasalahan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan penyelesaian permasalahan lingkungan," kata Ahmad Syaikhu, Kamis (15/9).
Menurut Syaikhu, penerapan smart city di Kota Bekasi di antaranya berupa layanan 119 di RSUD Kota Bekasi menerapkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) terintegrasi dengan seluruh rumah sakit. Ia mencontohkan, bila ada kecelakaan di satu wilayah, rumah sakit terdekatlah yang mengirimkan bantuan, bukan menunggu bantuan dari RSUD Kota Bekasi.
"Mulai dari pelayanan kesehatan, penerapan zero waste energi teknologi listrik melalui sampah, dan lainnya. Patriot Operating Center (POC), menara monitor pengawas yang dibangun Telkom dan ITB, hingga aeromovel. Saya kira optimisme bisa terus dikembangkan pada hal lainnya," katanya.