REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Para orang tua dan guru harus mengontrol penggunaan telepon seluler (HP) di kalangan anak-anak karena bisa disalahgunakan untuk hal negatif seperti membuka situs porno. Imbauan ini diungkapkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise mengimbau di Magelang, Kamis (15/9).
"Berdasarkan laporan dari organisasi yang cukup terpercaya dalam menangkap data-data lewat satelit bahwa setiap hari sekitar 25.000 image anak muncul, mungkin sekarang sudah lebih," kata dia.
Ia mengatakan hal tersebut usai pencanangan "Rukun Warga (RW) Layak Anak se-Kota Magelang" di Pendopo Pengabdian, Kota Magelang. Hadir juga dalam pencanangan tersebut anggota Komisi VIII DPR RI, Choirul Muna.
Ia menuturkan memang sudah ada UU Pornografi dan hal ini perlu diangkat kembali sehingga bisa membatasi anak-anak. "Kami dari Kementerian Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak sudah menyiapkan peraturan menteri untuk mengontrol anak-anak menggunakan HP, karena mereka membuka situs porno bisa dilakukan lewat HP," katanya.
Ia mengatakan perlu membatasi penggunaan HP di sekolah, anak-anak boleh membawa HP tetapi selama pelajaran berlangsung HP tidak perlu dibawa ke dalam kelas, karena banyak guru menyampaikan anak-anak yang duduk di belakang ketika guru mengajar mereka perhatiannya ke HP dan pernah kepergok membuka situs porno.
"Bukan hanya di sekolah, seluruh anak Indonesia baik di sekolah maupun di rumah perlu dilindungi dari dampak negatif penggunaan HP," katanya.
Ia mengatakan memang telah dilakukan pemblokiran situs-situs porno oleh Kementerian Kominfo dan ternyata belum berhasil. Ia menuturkan penggunaan HP bukannya tidak boleh, tetapi harus dikontrol oleh orang tua di rumah dan oleh guru jika di sekolah.
Choirul Muna mengatakan paling bagus memang anak yang belum tahu tentang kegunaan HP yang "positif" mestinya jangan diberi HP dulu, karena manfaat HP itu tergantung pada orang yang memakainya. "Niatnya mau apa, kalau yang jorok-jorok juga terbuka, tetapi kalau yang baik-baik akan terjadi kemanfaatan juga," katanya.
Menurut dia, perlu ada pencerahan atau penerangan terhadap siswa bahwa penggunaan HP itu untuk hal-hal yang positif, jangan negatif sehingga peran orang tua dan guru sangat dominan.
"Mestinya anak-anak itu tidak harus memakai HP, kami khawatir karena rata-rata anak menggunakan HP untuk pacaran, bukan untuk hal positif," katanya.