REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menegaskan pemerintah menargetkan kunjungan 10 juta turis asal Cina, bukannya pekerja dari negeri tirai bambu tersebut.
Penegasan itu disampaikan Luhut seusai rapat dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Rabu, terkait isu yang sempat berkembang tentang 10 juta pekerja asal Cina yang masuk dan bekerja di Indonesia.
Menurut dia, pemerintah saat ini memang tengah berupaya menarik wisatawan mancanegara, khususnya asal Cina untuk datang ke Indonesia sebagai upaya memenuhi target kunjungan 20 juta wisman pada 2019.
Wisatawan Cina dikenal royal dalam berwisata dan bisa menghabiskan sekitar 2.350 dolar AS hingga 2.400 dolar AS (sekitar Rp31,7 juta) sekali berkunjung.
"Makanya Presiden Jokowi itu bilang ke Presiden Xi Jinping, 'Bisa tidak kau bikin upaya mendorong 10 juta turis Cina datang ke Indonesia selama kurun waktu ke depan ini?'. Jadi tolong jangan dibalik-balik sama (isu) pekerja (asal Cina)," katanya.
Luhut menuturkan pemerintah bertekad untuk membuat pariwisata Indonesia menjadi kontributor utama penerimaan negara hingga 2019. Ia juga mengatakan Presiden Jokowi bahkan telah memanggil sejumlah maskapai penerbangan nasional dan asing untuk mendukung upaya tersebut.
"Sehingga kita berharap 2019 itu sudah bisa ada 20 juta wisman datang ke Indonesia," tuturnya.
Untuk saat ini, lanjut Luhut, pemerintah terus melakukan upaya perbaikan, terutama pelatihan kepariwisataan. Hal itu dilakukan agar masyarakat setempat nantinya bisa mengisi sektor pariwisata yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
"Kita perbaiki supaya pekerja di daerah itu jangan orang asing, tapi orang kita. Makanya kemarin ada rapat terbatas (ratas) dengan Presiden soal 'vocational training'. Pariwisata juga mau dibuat pelatihannya supaya orang daerah yang kerja di situ," tutupnya.