Rabu 14 Sep 2016 13:39 WIB

1,89 Juta Penduduk Jabar Menganggur

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salahsatu stand perusahaan saat bursa kerja di auditorium Universitas Panca Sakti, Tegal, Jateng. Angka pengangguran di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 7 juta orang.
Foto: ANTARA
Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salahsatu stand perusahaan saat bursa kerja di auditorium Universitas Panca Sakti, Tegal, Jateng. Angka pengangguran di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 7 juta orang.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Tingkat pengangguran di Jawa Barat masih cukup tinggi. Bahkan, dalam setahun terakhir ini jumlah pengangguran mengalami kenaikan sekitar 100 ribu orang dibandingkan sebelumnya.

"Angka pengangguran di Jabar hingga Agustus mencapai 1,89 juta jiwa," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar Ferry Sofwan Arif kepada wartawan selepas membuka acara bursa kerja di Lapangan Merdeka, Kota Sukabumi, Rabu (14/9).  

Sebelumnya, pada 2015 angka pengangguran mencapai sebanyak 1,79 juta. Sehingga kata Ferry, terjadi peningkatan jumlah penggangguran sekitar 100 ribu orang. Peningkatan jumlah pengangguran terutama terjadi di sejumlah kota besar yang ada di Jabar. Misalnya di wilayah Bandung Raya, Sukabumi, dan Bogor.

Sebab, banyak warga yang datang ke wilayah perkotaan untuk mencari pekerjaan. Masih tingginya angka pengangguran tersebut lanjut Ferry, disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya cukup banyaknya jumlah pencari kerja di Jabar yang per tahun rata-rata mencapai 350 ribu hingga 400 ribu orang. Penyumbang terbesar salah satunya dari lulusan SMA/SMK yang mencapai 500 hingga 600 ribu per tahun.

Diperkirakan jumlah pencari kerja yang terserap dalam dunia kerja per tahunnya hanya sekitar 60 persen.Oleh karena itu sambung Ferry, pemprov kini berupaya meningkatkan penyerapan tenaga kerja melalui kegiatan bursa kerja atau job fair di daerah. Selain itu memberikan pelatihan kepada lulusan SMK melalui balai latihan kerja (BLK) agar mempunyai keahlian yang dibutuhkan dunia kerja.

"Ke depan, akan didorong agar SMK mengeluarkan dua ijazah sekaligus," kata Ferry.

Kedua ijazah itu yakni kelulusan berisi nilai pelajaran dan sertifikat kompetensi keahlian.Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz menambahkan, jumlah penganggran di Kota Sukabumi juga cukup banyak. Dari data Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Sukabumi menyebutkan jumlah pengangguran mencapai sekitar 30 ribu orang atau 11 persen dari jumlah penduduk. Untuk menekan pengangguran kata Muraz, pemkot menargetkan penyerapan tenga kerja sebanyak 25 ribu per lima tahun atau 5.000 orang per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement