REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta masih mengandalkan desa wisata sebagai salah satu wisata unggulan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Aris Riyanta mengatakan hingga saat ini desa wisata memiliki daya tarik yang kuat untuk menarik kunjungan wisatawan khususnya yang berasal dari negara-negara Eropa dan Jepang.
"Suasana alam atau sekadar melihat-lihat pembuatan kerajinan secara langsung menjadi alasan wisatawan mancanegara maupun domestik memilih desa wisata sebagai destinasi pilihan," kata Aris, Selasa (13/9).
Menurut dia, hingga saat ini jumlah desa wisata yang terdaftar di lima kabupaten/kota berjumlah 122 dengan sebaran 38 desa wisata di Sleman, 14 desa wisata di Gunung Kidul, 27 di Kota Yogyakarta, 33 di Bantul, dan 10 di Kulon Progo. Tema sejumlah desa wisata yang telah berdiri tersebut terdiri atas desa wisata alam, kerajinan, serta budaya lokal.
Meski memiliki daya tarik cukup kuat, menurut dia, Dinas Pariwisata DIY tetap menggencarkan promosi destinasi itu ke luar daerah hingga mancanegara. Bahkan tahun ini Dinas Pariwisata DIY juga telah menyuarakan potensi wisata DIY termasuk desa wisata ke Berlin, Jerman.
"Konsep desa wisata cukup sederhana namun daya tariknya kuat. Seperti desa wisata di Bantul yang menyewakan sepeda ontel untuk menikmati suasana persawahan, ini juga cukup digemari banyak wisatawan Belanda," kata dia.