REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkot Sukabumi memantau kelayakan daging hewan kurban di sejumlah lokasi pemotongan. Hal ini untuk memastikan kelayakan daging kurban untuk dikonsumsi masyarakat.
"Hasil pemantauan menunjukkan mayoritas daging kurban sehat dan layak konsumsi," ujar Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (DP2KP) Kota Sukabumi, Riki Barata kepada wartawan Senin (12/9). Pemantauan pemotongan hewan kurban ini misalnya dilakukan di Masjid Agung Kota Sukabumi.
Di Masjid terbesar di Kota Sukabumi terdapat 23 ekor sapi dan 10 ekor domba yang disiapkan sebagai hewan kurban. Selain di Masjid Agung, pemotongan hewan kurban dilakukan di Masjid yang tersebar di tujuh kecamatan.
Diterangkan Riki, pemantauan dilakukan untuk semua jenis hewan kurban baik sapi, domba, kambing, dan kerbau. Selain memantau langsung ke lapangan, petugas juga meminta warga melaporkan ke petugas bila ada temuan daging kurban yang tidak kayak konsumsi seperti terdapat cacing hati. Di sisi lain, sebelum hari raya Idul Adha petugas DP2KP telah dikerahkan untuk memantau kelayakan hewan kurban.
"Sejumlah pedagang ada yang masih menyediakan sapi betina dan sapi di bawah umur," ujar Riki.
Dari hasil pemantauan ditemukan sebanyak 73 ekor sapi betina. Penemuan sapi betina ini hampir sama dengan tahun sebelumnya. Sementara sapi belum cukup umur mencapai sebanyak 14 ekor.
Umur dari hewan kurban khususnya sapi harus di atas dua tahun.DP2KP kata Riki hanya menganjurkan kepada pemilik lapak hewan kurban agar tidak menjual sapi betina. Namun di lapangan pedagang menyediakan sapi betina atas dasar pemintaan dari warga. Salah satunya karena faktor harga yang lebih murah dibandingkan dengan sapi jantan.