REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Harga cabai merah menjelang Idul Adha 1437 H, kian pedas. Di tingkat pedagang pengecer di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, harga komoditi ini menembus Rp 80 ribu per kilogram.
Menurut para pedagang setempat,lonjakan harga cabai merah itu terjadi akibat berkurang pasokan cabai merah dari daerah sentra pertanian cabai merah. Selain itu, tingkat permintaan konsumen juga meningkat dari waktu biasanya.
Padahal dua pekan lalu, harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Aceh Utara hanya Rp 30 ribu per kg. "Namun, akibat pasokan minim, harga cabai itu langsung melonjak menjadi Rp 80 ribu per kg," kata Saiful, salah seorang pedagang di pasar tradisional Kota Lhoksukon, Sabtu (10/9).
Dia mengatakan, kesulitan mendapatkan komoditas cabai merah dari para petani. Baik petani lokal maupun dari luar daerah seperti dari Provinsi Sumatera Utara. Kesulitan pasokan itu, menjadi salah satu alasan utama melonjak harga salah satu bumbu dapur tersebut selama ini.
"Pasokan cabai merah akhir-akhir ini sangat minim, sementara permintaan warga sangat tinggi. Apalagi, hari raya Iduladha di depan, ini menjadi salah satu faktor kenaikan harga cabai merah tersebut," ujarnya
Sedangkan untuk kebutuhan pasar, pedagang mendapatkan cabai merah dari sejumlah petani lokal di sekitar wilayah Aceh Utara, itu pun dengan pasokan yang sangat minim. Sementara pasokan dari luar daerah juga sering tersendat karena ketiadaan barang, kata pedagang itu lagi.
Bahkan, katanya, minim pasokan cabai merah dari sejumlah daerah produsen selama ini dikarenakan gagal panen akibat musim hujan, sehingga tanaman banyak yang membusuk.
Tak hanya cabai merah yang terjadi kenaikan harga, hal yang sama juga terjadi pada jenis cabai hijau dan cabai rawit. Cabai hijau saat ini mencapai Rp 50 ribu per kg dari sebelumnya Rp 18 ribu per kg. Sedangkan cabai rawit Rp 50 ribu per kg dari sebelumnya hanya Rp 28 ribu per kg.