Jumat 09 Sep 2016 18:28 WIB

5 Truk Obat dan Makanan Senilai Rp 1,7 Miliar Dimusnahkan di Medan

Rep: Issha Harruma/ Red: Dwi Murdaningsih
Obat dan makanan sitaan (ilustrasi)
Obat dan makanan sitaan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Lima truk obat dan makanan tanpa izin edar dan mengandung zat berbahaya dimusnahkan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Medan hari ini, Jumat (9/9). Nilai obat dan makanan yang dimusnahkan ini mencapai Rp 1,7 miliar.

Kepala BBPOM Medan Ali Bata Harahap mengatakan, barang-barang yang dimusnahkan hari ini, yakni obat, obat tradisional, makanan ilegal, kosmetik, dan minuman kesehatan.

"Semua tanpa izin edar dan ada yang mengandung bahan berbahaya yang dilarang, seperti merkuri, asam retinoat, hidrokenon, dan ada obat tradisional yang ditambahkan bahan kimia obat yang tidak terdaftar dan membahayakan kesehatan," kata Ali, Jumat (9/9).

Ali mengatakan, obat dan makanan itu disita dari berbagai daerah di Sumut, seperti Tanjung Balai, Binjai, Padang Lawas, dan Labuhanbatu. Semua produk itu merupakan sitaan dari 39 pelaku selama Juli tahun 2015 hingga Juni 2016.

Produk-produk itu, lanjutnya, berasal dari berbagai negara, di antaranya Cina, Malaysia, Jepang, Thailand, dan Filipina. Semuanya dibawa masuk ke Sumut secara ilegal.

"Semua produk dimusnahkan setelah mendapat penetapan dari pengadilan," ujar dia.

Dia pun mengklaim, pihaknya akan terus melakukan pengawasan rutin setiap minggunya. Untuk tahun ini, Ali mengatakan, pihaknya telah menyita produk-produk dengan nilai lebih besar lagi.

"Nantinya akan dimusnahkan lagi produk sitaan di 2016. Itu jumlahnya Rp 7 miliar lebih. Tapi masih proses hukum," kata Ali.

Ali juga meminta agar masyarakat lebih cerdas dalam membeli obat, makanan dan minuman kemasan. Masyarakat, kata Ali, harus selalu memperhatikan rumus KIK, yakni Kemasan, Izin dan Kadaluarsa.

"Periksa kemasan, harus utuh, asli, cetakan bagus. Izin edar, kalau tidak ada itu tidak dijamin keamanannya. Kemudian kadaluarsanya. Kalau menemukan yang tidak sesuai, lapor ke kami," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement