Kamis 08 Sep 2016 07:14 WIB

Selundupkan Sabu, WN Malaysia Dituntut Hukuman Mati

Palu hakim (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Palu hakim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Ong Bok Seong alias Uncle Ong (67), warga Malaysia, dituntut hukuman mati oleh jaksa dalam persidangan di Pengadilan Negeri Sanggau, Kalimantan Barat, karena kasus penyelundupan sabu seberat 11,254 kilogram.

"Ada beberapa pertimbangan, salah satunya, ini bukan yang pertama bagi terdakwa menyelundupkan sabu ke Indonesia, tapi yang ketiga," kata salah seorang JPU, Ulfan Yustian Arif, Kamis (8/9).

Sabu yang diselundupkan juga cukup banyak, dengan nilai lebih dari Rp 11 miliar. Sebelumnya, Uncle Ong pernah menyelundupkan sabu 2 kilogram melalui perbatasan Entikong. "Terlebih lagi, ini kasus lintas negara," ucapnya.

Ong menjadi terdakwa bersama rekannya asal Indonesia, Abang Hendry Gunawan alias Een, yang dituntut 20 tahun penjara dengan denda Rp 1 miliar atau subsider 6 bulan kurungan.

Sidang dipimpin hakim ketua Didit Pambudi, SH, MH didampingi dua hakim anggota masing-masing Jhon Malvino Seda Noa Wea, SH dan Marjuanda Sinambela.

Ong terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana narkotika yang melanggar Pasal 114 Ayat (2) Juncto Pasal 132 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Sedangkan Abang Hendry Gunawan, didakwa dengan Pasal 115 Ayat (2) Juncto Pasal 132 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Een tidak dituntut maksimal hukuman mati yakni karena terdakwa baru sekali ini melakukan hal tersebut dan sebelumnya belum pernah dihukum.

"Jadi, banyak fakta-fakta dan bukti-bukti yang kita jadikan dasar untuk penuntutan terhadap kedua tersangka itu. Dan peran mereka tidak sama," katanya.

Sementara itu, Penasihat Hukum kedua terdakwa, Munawar Rahim SH menegaskan, tidak sependapat dengan tuntutan tersebut dan akan membuat pledoi terhadap tuntutan JPU tersebut. Sidang tuntutan digelar di PN Sanggau pada Rabu (7/9).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement