REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pengusaha asal Laos meminta akses langsung untuk mengimpor barang dari Indonesia. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito mengatakan, selama ini Laos mengimpor barang dari Indonesia melalui perantara Thailand.
Karena membeli barang melalui pihak ketiga, harga yang dibeli Laos lebih mahal. Sementara, sambung Enggar, Indonesia juga tidak mendapatkan keuntungan dari margin yang lebih tinggi tersebut.
"Ini jadi hambatan, karena dengan harga yang tinggi itu, volume ekspornya turun," kata Enggar, di Hotel Don Chan Palace, Vientiane, Laos, Selasa (6/9). Ia tengah berada di Laos untuk mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri KTT ASEAN.
Oleh karena itulah, sambung Enggar, kedua negara sepakat untuk memangkas mata rantai ekspor-impor melalui pihak ketiga yang dinilai telah menjadi hambatan.
Di samping itu, selama gelaran KTT, Enggar mengaku telah banyak bertemu dan berdiskusi dengan sejumlah pengusaha ASEAN. Beberapa dari mereka adalah pengusaha yang memasok gula dan beras ke Indonesia.
Menurut Enggar, ia sempat menyampaikan pada para pengusaha tersebut untuk menurunkan margin. Sebab, Indonesia berencana membuka keran impor dari pasar di negara lain.
"Mereka agak terkejut dan meminta untuk tidak ditinggalkan," kata Enggar.
"Tentu saya menyampaikan, kami tidak akan meninggalkan siapapun, sejauh harga kompetitif dan kami tidak ditekan dengan harga. Itu jangka pendeknya," kata dia lagi.
Sementara untuk strategi jangka panjang, Enggar mengatakan akan meminta importir untuk menginvestasikan dananya di Indonesia, bekerjasama dengan pengusaha lokal.