Senin 05 Sep 2016 16:52 WIB

Wakapolda: Tak Boleh Ada Lagi Geng Motor di Jabar

Rep: Lilis Handayani/ Red: Bayu Hermawan
geng motor (ilustrasi)
Foto: Thinkstock
geng motor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Wakapolda Jawa Barat Kombes Nana Sudjana mengatakan pihaknya akan menindak tegas geng-geng motor yang berperilaku negatif. Ia menegaskan tak ada tempat bagi geng motor di wilayah hukum Polda Jabar.

"Kita akan berupaya agar kedepan sudah tidak ada lagi geng motor di Jabar," tegasnya saat ditemui di sela pelepasan kirab api PON XIX/2016 di Pendopo Kabupaten Indramayu, Senin (5/9).

Untuk memberantas keberadaan geng motor di Jabar, dibutuhkan kerja sama lintas instansi. Karenanya, jajaran Polda Jabar pun sudah berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait untuk melakukan hal tersebut.

Tak hanya itu, lanjut Nana, pihaknya juga sudah berupaya melakukan tindakan pre emtif dan preventif terhadap para anggota geng motor. Namun jika anggota geng motor sudah berperilaku negatif, pihaknya tak segan menindak tegas pelaku tersebut.

"Kita sudah sosialisasikan dan deklarasikan bahwa geng motor itu kita anggap, dan masyarakat juga menganggapnya, sebagai perbuatan premanisme," katanya.

Sementara itu, ketika disinggung perlunya tembak di tempat bagi pelaku geng motor yang berbuat negatif, Nana tak sependapat. Dia menyatakan, pihak kepolisian masih mampu menindak tegas para pelaku geng motor itu tanpa perlu tembak di tempat.

"Mereka bukan penjahat sekelas itu, mereka bukan teroris," ucapnya.

Nana menilai, banyak anggota geng motor di Jabar yang sudah menyadari perbuatan mereka. Hal itu terlihat dari fakta hampir sudah tidak ada geng motor di wilayah Jabar, termasuk di Bandung.

Seperti diberitakan, kasus kekerasan yang dilakukan anggota geng motor terakhir terjadi di Kota Cirebon, akhir Agustus lalu. Saat itu, belasan kelompok pemuda yang ditengarai sebagai anggota geng motor dari salah satu kelompok, menyerang dan membunuh dua orang remaja.

Adapun dua orang remaja itu, yakni MR (16), warga Desa Arumsari, Kecamatan Talun, Kabupaten  Cirebon dan teman perempuannya, V (16) warga Kapten Samadikun,  Kecamatan Lemahwungkuk,  Kota Cirebon. Kedua korban dikeroyok hingga tewas, bahkan korban V juga diperkosa ramai-ramai.

Setelah kedua korban meninggal dunia,  para pelaku membawa jasad kedua korban dan membuangnya ke fly over Desa Kepompongan,  Kecamatan Talun,  Kabupaten Cirebon. Hal itu dilakukan untuk mengelabui seakan-akan korban merupakan korban kecelakaan lalu lintas. Namun, pihak kepolisian berhasil mengungkap kasus tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement