Senin 05 Sep 2016 16:10 WIB

BPBD Sleman Targetkan Delapan Desa Penyangga Bencana

BPBD
Foto: blogspot.com
BPBD

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan dapat merintis delapan desa penyangga bencana pada 2017. Desa penyangga nantinya akan menjadi tempat penyelenggara pelayanan pengungsian jika terjadi bencana alam. Ada bagian dapur umum, pos kesehatan, hingga evakuasi.

"Setelah merintis tujuh desa penyangga dalam dua tahun terkahir ini, pada 2017 kami tergetkan sedikitnya delapan desa yang akan kembali dirintis," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan, BPBD Sleman, Heru Saptono, Ahad (4/9).

Menurut dia, pihaknya saat ini masih mencermati desa-desa di Kabupaten Sleman yang dapat dirintis sebagai desa penyangga bencana. "Nanti akan kami pilih desa-desa mana yang bisa sebagai penyangga bencana," katanya.

Ia mengatakan, penanggulangan bencana dan penanganan pengusi bencana akan lebih mudah terkoordinasikan nantinya dengan adanya desa penyangga bencana ini. Berbeda ketika erupsi Gunung Merapi 2010, yang mana saat itu belu ada koordinasi sehingga pengungsi menyebar.

"Dulu pengungsi korban Merapi menyebar, ada yang di Youth Center, Stadion Maguwoharjo, maupun lokasi lain, bahkan hingga Gunung Kidul," katanya.

Ia mengatakan saat ini desa penyangga bencana yang dirintis ada sekitar tujuh desa. Di antaranya, di Trimulyo dan Pandowoharjo di Sleman, Lumbungrejo di Tempel, Donoharjo di Ngaglik, Candibibangun di Pakem, serta Argomulyo dan Wukirsari di Cangkringan.

"Desa-desa penyangga tersebut sudah melakukan penandatanganan kesepakatan (MOU) dengan desa berdampak bencana. Ini yang namanya paseduluran (persaudaraan) desa. Antara desa terdampak dengan desa penyangga," katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan mengatakan selain menyiapkan tempat untuk pengungsian, BPBD Sleman juga mengasah keterampilan para relawan. Sehingga ketika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat karena bencana dan tak terjangkau oleh petugasnya, mereka bisa siap.

"Ketika ada pengungsian, mereka bisa juga melakukan tindakan. Semisal dengan mendirikan tenda pengungsian. Ketrampilan yang diasah berupa pendirian tenda pengungsian," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement