Sabtu 03 Sep 2016 23:20 WIB

BNPB Belum Tetapkan Siaga Darurat di Kalimantan Utara

Titik panas. Ilustrasi
Foto: Antara
Titik panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan pihaknya belum menetapkan siaga darurat di Kalimantan Utara, meskipun terdeteksi 87 titik panas kebakaran hutan dan lahan merujuk pada Satelit MODIS dari NASA.

"Satelit mendeteksi 189 hotspot pada Sabtu pagi di seluruh Indonesia, di Kaltara 87. Sementara titik panas di Kaltara mulai meningkat dibandingkan sebelumnya," kata Sutopo lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Dia menyebutkan bahwa pada Jumat (2/9), terlacak 40 titik panas tapi meningkat pada Sabtu yaitu 87 hotspot dengan rincian 54 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang (30-70 persen) dan 33 hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi (lebih dari 70 persen).

Hingga saat ini, kata dia, Gubernur Kaltara belum menentapkan Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan meskipun karhutla mulai meningkat.

Begitu pula halnya dengan Kalimantan Timur yang belum menetapkan siaga darurat. Hal ini menyebabkan penanganan pemadaman kebakaran hutan dan lahan belum dilakukan secara intensif dan dukungan dari operasi udara.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat telah memperpanjang masa siaga darurat hingga 30/11/2016. Lima provinsi lainnya yang sering terlanda kebakaran hutan dan lahan telah menetapkan Siaga Darurat Bencana yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Dia mengatakan operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan di enam provinsi tersebut masih dilakukan secara intensif hingga saat ini. Ribuan personil gabungan dari tim satgas terpadu terus melakukan upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.

BNPB mengerahkan 21 helikopter dan pesawat untuk water bombing dan hujan buatan di enam provinsi. BNPB belum mengerahkan helikopter water bombing di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur karena belum adanya penetapan siaga darurat bencana dan permintaan dari pemerintah daerah.

Sutopo mengatakan sebaran 129 hotspot di seluruh Indonesia dari satelit Modis, Sabtu pagi tersebar dengan tingkat kepercayaan sedang (30-79 persen) di antaranya Bangka Belitung 1, Gorontalo 2, Kalimantan Tengah 1, Kalimantan Timur 10, Kalimantan Utara 54, Nusa Tenggara Barat 2, Nusa Tenggara Timur 28, Riau 2, Sulawesi Selatan 8, Sulawesi Tengah 8, Sulawesi Tenggara 11, Sulawesi Utara 1 dan Sumatera Selatan 1.

Sedangkan sebaran 60 hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi adalah Bangka Belitung 1, Kalimantan Timur 4, Kalimantan Utara 33, Maluku 1, Nusa Tenggara Barat 1, Nusa Tenggara Timur 10, Sulawesi Selatan 5, Sulawesi Tenggara 3 dan Sumatera Selatan 2.

Sebagian besar wilayah Indonesia, kata Sutopo, sudah memasuki musim penghujan pada September 2016 ini. Turunnya hujan diharapkan kebakaran hutan dan lahan tidak meluas. Namun perlu diwaspadai ancaman banjir dan longsor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement