Sabtu 03 Sep 2016 10:54 WIB

3.000 Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Maninjau

Danau Maninjau
Foto: .
Danau Maninjau

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK BASUNG -- Petani keramba jaring apung di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengalami kerugian sekitar Rp 66,5 miliar. Sebanyak 3.050 ton ikan mati mendadak semenjak sepekan lalu.

"Kerugian itu setelah 3.050 ton ikan milik puluhan petani di Danau Maninjau mati mendadak semenjak Jumat (26/8). Saat ini harga ikan di pasaran sekitar Rp19.000 per kilogram," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Agam Ermanto, di Lubuk Basung, Sabtu.

Sebanyak 3,050 ton ikan yang mati itu berasal dari ratusan petak keramba jaring apung yang dibudidayakan di sana. DKP setempat sudah memberikan surat edaran untuk memanen ikan secara dini, mengurangi penebaran benih ikan dari 20.000 per petak menjadi 2.000 per petak dengan ukuran 5x5 meter.

"Surat edaran ini telah kami berikan menjelang Agustus 2016," katanya lagi.

Kematian 3.050 ton ikan tersebut, menurutnya, akibat racun belerang, pembangkitan arus dari dasar ke permungkaan atau ikan kekurangan oksigen. Selain itu, kapasitas keramba jaring apung di danau tersebut sudah melebihi kapasitas karena sesuai dengan perda dan penelitian dari LIPI, danau tersebut hanya mampu menampung 6.000 petak keramba. Namun saat ini keramba jaring apung yang ada mencapai 18.000 petak dengan ukuran 5x5 meter.

"Kalau dilihat air danau tenang tidak ada riak dan gelombang itu yang justru membuat kekurangan oksigen," katanya pula.

Upaya mengatasi itu, menurutnya lagi, petani harus mengurangi jumlah keramba jaring apung, mengatur jarak antarkeramba sekitar 10 meter, dan mengatur jarak keramba dari bibir pantai sekitar 200 meter.

"Petani perlu jeda berbudi daya ikan selama tiga bulan dalam setahun seperti pada Agustus samapi Desember," katanya pula.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement