Jumat 02 Sep 2016 23:06 WIB

102 Balita Terkena DBD di Aceh Tamiang Sejak Juni

 Seorang ayah merawat anaknya yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di ruangan teratai yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang ayah merawat anaknya yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di ruangan teratai yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALSIMPANG, ACEH -- Sebanyak 102 orang balita terinfeksi virus demam berdarah dengue (DBD) dalam kurun waktu tiga bulan terakhir (Juni-Agustus 2016) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Jika ditotal dengan pasien dewasa, jumlah penderita DBD dalam rentang waktu tersebut mencapai sedikitnya 248 orang. 

Direktur RSUD Aceh Tamiang Ibnu Aziz kepada wartawan di Kualasimpang, Jumat (2/9) mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan tindakan kuratif bagi pasien penderita DBD, karena dari 248 yang terinfeksi tersebut, kemungkinan akan bertambah, dan terus berupaya tindakan kuratif untuk menekan DBD.

Pada Juni tercatat balita yang terinfeksi DBD ada 12 orang, Juli 39 orang balita dan Agustus 59 orang balita, total seluruhnya balita yang terinpeksi berjumlah 102 orang, dan 146 lainnya diderita oleh pasien dewasa. Hingga Juni, Juli dan Agustus sebanyak 248 orang terinpeksi DBD. "Tindakan kuratif atau pengobatan terus kita dilakukan untuk menghindari hal-hal yang lebih fatal," katanya.

Ibnu minta, tindakan preventif (pencegahan) dari steakholder terkait harus dilakukan, terutama Dinas Kesehatan, mengingat lingkungan di sekitar kehidupan masyarakat Aceh Tamiang kurang bersih. "Saya kira tindakan preventif harus segera dilakukan, untuk menghindari dampak yang meluas terhadap berjangkitnya wabah demam berdarah di daerah ini, jika ini tidak segera dilakukan dikawatirkan akan menjadi endemik di Aceh Tamiang," katanya.

Lebih jauh Ibnu menjelaskan, bulan ini terbanyak yang kena inpeksi DBD adalah di Desa Perdamaian mencapai 40 orang. "Jika tidak segera diatasi hal ini bisa menjadi kasus luar biasa (KLB), karena berjangkitnya wabah DBD di suatu wilayah sangat meradang," ujar dia.

Kondisi ini diperparah akibat lingkungan sekitar warga yang tidak bersih, kurangnya kesadaran masyarakat untuk membersihkan lingkungan rumah, terutama bak mandi, tempat berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk, jelas dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement