Jumat 02 Sep 2016 14:36 WIB

Mahasiswa Diminta Dukung Konservasi Harimau

Dua ekor anak Harimau Benggala (Panthera tigris tigris) berusia satu bulan berada di ruang karantina Taman Margasatwa Medan, Sumatra Utara, Senin (1/8).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Dua ekor anak Harimau Benggala (Panthera tigris tigris) berusia satu bulan berada di ruang karantina Taman Margasatwa Medan, Sumatra Utara, Senin (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) Timbul Batubara mengajak mahasiswa untuk menyosialisasikan dukungan terhadap konservasi harimau sumatera yang terancam punah.

Timbul mengharapkan mahasiswa dan masyarakat umumnya dapat ikut dan berperan aktif dalam menyosialisasikan dukungan terhadap konservasi satwa langka di wilayah itu.

"Saya sangat mengharapkan adanya perhatian dari generasi muda khususnya mahasiswa dalam upaya penyelamatan harimau sumatera," kata dia, saat Focus Group Discussion Hari Harimau Sedunia, belum lama ini.

Ia melanjutkan, selama ini pihaknya sangat konsen untuk mempertahankan kelestarian alam hutan tropis yang menjadi salah satu habitat asli harimau sumatera. Berdasarkan hasil survei Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP) 2015 menunjukkan terjadi peningkatan jumlah harimau sumatera hingga hampir dua kali lipat dibandingkan 2002 dengan kepadatan 1,6 individu/100 kilometer persegi (km2) menjadi 3,2 individu/100 km2.

"TNBBS yang menjadi salah satu hutan tropis sebagai warisan dunia ini akan terus dijaga ketetapan dan perbaikan seperti tutupan hutan, data laju populasi spesies fauna kunci, pembangunan jalan, pertambangan, serta demarkasi tata batas," kata Timbul.

Memastikan upaya itu dapat terlaksana dengan baik, TNBBS bersama mitra WCS-IP dan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) telah melakukan survei monitoring secara rutin. Selain itu, pihaknya juga giat melakukan patroli rutin.

"Kita harus bangga bahwa populasi satwa jenis harimau saat ini di Indonesia hanya tersisa di Pulau Sumatera karena harimau jawa dan bali sudah dinyatakan punah, bahkan untuk menyelamatkan spermanya saja sudah tidak bisa lagi," kata dia pula.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement