Kamis 01 Sep 2016 14:16 WIB

Terbongkarnya Prostitusi Gay Anak Dinilai Jadi Momentum Hukum Kebiri

Red: Nur Aini
Kebiri kimia (ilustrasi)
Foto: al arabiya
Kebiri kimia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menuturkan terbongkar kasus praktik prostitusi gay online melibatkan anak di bawah usia dengan tersangka AR (41 tahun) yang menawarkan bisnisnya melalui jejaring sosial menjadi momentum pemberlakukan hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan anak.

"Ya harapan kita demikian (jadi momentum pemberlakukan hukuman kebiri di Indonesia)," kata Deddy Mizwar, usai menghadiri Seminar Internasional Pariwisata Halal di Aula Barat ITB Kota Bandung, Kamis (1/9).

Ia mengaku prihatin dan miris dengan terbongkarnya kasus prostitusi online gay yang melibatkan anak di bawah umur di wilayah Jawa Barat tersebut. Rencananya dalam waktu dekat ini, dirinya, Kemenkumham Kanwil Jabar dan Kesbangpol Jabar akan datang ke Bogor terkait maraknya kasus prostitusi di kawasan tersebut.

"Kita ingin tinjau karena selama ini kita sudah menerima dari berbagai pihak, termasuk dari Balai Bahasa karena di kawasan Kampung Arab, di sana itu restoran dan lain-lain sudah pakai bahasa arab. Jangan-jangan ada praktik prostitusi di sana. Lalu jangan-jangan di sana juga pelanggaran imigrasi," kata dia.

Menurut dia, Pemprov Jawa Barat bertekad akan memberantas segala bentuk prostitusi di wilayah tersebut.

"Makanya secepatnya saya akan turun langsung ke sana (Bogor). Kita akan lihat apa yang terjadi di sana supaya jangan terjadi pembiaran. Karena masalah prostitusi ini ditertibkan muncul lagi," katanya.

Sebelumnya anggota Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri membongkar praktik prostitusi gay online yang melibatkan anak di bawah usia. Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengatakan dalam kasus ini, tersangka AR (41 tahun) yang berperan sebagai mucikari menawarkan jasa kepada pelanggan melalui jejaring sosial Facebook. Setelah sepakat, pelanggan kemudian mentransfer setengah dari kesepakatan harga transaksi. Kemudian pelanggan melunasi sisa transaksi pada saat bertemu dengan korban.

Kabareskrim menyebut tarif yang ditawarkan AR kepada para konsumennya adalah sebesar Rp 1,2 juta per anak yang dibayar melalui transfer bank. Sementara uang yang diterima korban berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.

Tersangka AR ditangkap di salah satu hotel di Jalan Raya Puncak KM 75 Cipayung, Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (30/8). Selain itu, polisi telah mengamankan tujuh korban yakni enam anak laki-laki yang berusia di bawah umur dan seorang pria berusia 18 tahun.

Baca juga: Dua Mucikari Prostitusi Gay Online Diringkus di Ciawi

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement