REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Juru bicara Gatot Brajamusti sekaligus humas Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi), Ozzy menilai penangkapan terhadap sosok Aa Gatot di Kamar 1100 Hotel Golden Tulip, Ahad (28/8) sudah ada yang merencanakan. Sebab, penangkapan terjadi usai Gatot terpilih sebagai Ketua umum Parfi periode 2016-2021.
"Kenapa penggerebakan ini terjadi di saat dia terpilih sebagai ketua umum PARFI. Ini by design sudah ada yang merencanakan dan sistematik," ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Selasa (30/8).
Menurutnya, kejadian serupa pernah terjadi saat Aa Gatot terpilih sebagai Ketua umum Parfi periode 2011-2016. Saat itu, Aa Gatot dilaporkan atas kasus pemalsuan dokumen. Namun, pada faktanya tuduhan tersebut tidak terbukti.
Ia menuturkan, pada Kongres Parfi di Mataram, Aa Gatot menang secara demokratis dengan suara yang mencapai 90 persen dan legal melalui kongres. Termasuk saat pertama kali menjabat Ketua Parfi.
Ia menambahkan, pihaknya bingung dengan pemberitaan di media yang menyebutkan Aa Gatot sudah menjadi tersangka. Padahal, hingga saat ini pemeriksaan oleh Polres Mataram masih berjalan. "Saya ingin kejujuran dan tidak ingin terjebak dalam hal yang salah dalam memberikan informasi. Nuansanya politis," ungkapnya.
Baca juga, Enam Orang Positif dalam Kasus Gatot Brajamusti.
Ozzy mengatakan pemeriksaan yang dilakukan pun terkesan membingungkan. Sebab, Aa Gatot pernah dites urine saat penggerebekan di Hotel Golden Tulip Ahad (28/8) dengan hasil tes negatif. Namun, kemudian Aa dites urine kembali dan belum terkonfirmasi hasilnya.
"Sampai saat ini belum ada konfirmasi, apakah hasil tes urine di Hotel itu jadi acuan atau seperti apa," ungkapnya.