Senin 29 Aug 2016 14:30 WIB

Pemerintah Klaim Titik Panas Turun 75 Persen

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan keterangan pers terkait perusahaan pembakar lahan dan hutan di gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Jumat (18/9).Republika/Rakhmawaty La'lang
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan keterangan pers terkait perusahaan pembakar lahan dan hutan di gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Jumat (18/9).Republika/Rakhmawaty La'lang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan jumlah titik panas (hotspot) turun hingga 75 persen dibandingkan tahun lalu.

"Kalau dilihat data secara keseluruhan dibandingkan tahun lalu hotspot turun sampai 75 persen dan dibeberapa provinsi malah turun 80-90 persen," kata Siti, Senin (29/8).

Selain itu, data dari kepolisian menunjukkan ada 498 kasus kebakaran hutan dan lahan. Khusus di Riau, ada 85 kasus. Ia juga memaparkan total lahan yang terbakar di seluruh indonesia sebanyak 88 ribu hektare. Angka ini juga mengalami penurunan dibanding tahun lalu yang mencapai 190 ribu hektare.

"Saya lihat sekarang teratur dengan baik karena satgasnya membagi tugas sampai ketingkat tapak dan pemda serta bupati dan camat mulai terlibat intensif," ujarnya.

Menurut dia, kebakaran yang terjadi seperti di Riau sebagian besar di lahan masyarakat. Artinya masih ada masalah dalam mengatasi upaya membuka lahan tanpa bakar.

"Memang membersihkan lahan dengan membakar itu adalah metode yang mungkin sejak puluhan tahun ada, tapi dalam regulasi kita membersihkan dan dibakar untuk menanam tanaman pangan untuk makan sendiri itu memang menurut UU itu ada, tapi ada syaratnya harus dibuat sekat bakar, harus ditunggu dan tidak boleh lebih dari dua hektare," tambah Siti.

Namun menurut dia, ada juga yang mengambil keuntungan, misalnya, apakah pelaku kontraktor perusahaan, atau disuruh kepala desa atau aparat. Dengan pola terpadu diharapkan bisa ketahuan polanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement