Senin 29 Aug 2016 13:15 WIB

'Milk Go to School' Diharapkan Jadi Gerakan Nasional

Rep: Santi Sopia/ Red: Winda Destiana Putri
Susu
Foto: Safebee
Susu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) membangun program Meat-Milk Project, yaitu unit pengolahan susu. Program ini merupakan project hulu hingga hilir dan diintegrasikan dengan program Biovillage LIPI di kawasan Cibinong Science Center-Botanic Garden (CSC-BG).

Syahruddin, Kepala Laboraotium Reproduksi, Pemuliaan, dan Kultur Sel Hewan LIPI, menyebutkan, ke depannya juga telah dicanangkan program Milk Go to School secara periodik, seperti sepekan sekali. Bekerjasama secara bikateral dengan Spanyol, unit pengolahan susu ini juga dilengkapi dengan laboratorium dan ruang kelas.

"Kita juga bekerjasama dengan pemerintah-pemerintah daerah, industri bisnis dan tentunya sektor pendidikan, pekan depan unit serupa juga akan dibangun di Tasikmalaya, diharapkan Milk go to School akan menjadi gerakan nasional," kata dia di Bogor Senin (29/8).

Menurut Ketua Dewan Persusuan Nasional (Indonesian National Daity Board), Teguh Boediyana, program ini merupakan langkah luar biasa mengingat konsumsi susu yang rendah di masyarakat. Kata dia, konsumsi susu tentu sangat penting terutama bagi anak-anak.

"Susu menjadi instrumen untuk mencegah generasi yang hilang, tanpa susu anak-anak kurang bagus dalam menghadapi liberalisasi," kata Teguh dalam kesempatan yang sama.

Memang, lanjutnya, masyarakat Indonesia cenderung sudah banyak yang melek terkait manfaat susu. Namun, di samping itu, masih banyak pula yang memiliki daya beli rendah terhadap susu. Karenanya, pembangunan unit pengolahan susu ini diharapkan dapat menanggulangi sekaligus meningkatkan daya saing di industri persusuan.

Dia menambahkan, manfaat terkait konsumsi susu rutin sejatinya sudah disadari banyak negara, baik negara maju dan berkembang. Ia mencontohkan, beberapa negara yang sangat serius mendorong tingkat konsumsi susu di masyarakat untuk melahirkan generasi cerdas.

Seperti Iran yang memiliki program konsimsi susu untuk 12 juta murid perminggu, Jepang dengan program 8 juta murid setiap harinya yang sepenuhnya dibiayai negara. Termasuk generasi Thailand dan atau Vietnam yang juga menurutnya sangat disiapkan secara serius untuk menghadapi liberalisasi, termasuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Sebelumnya bukan berarti kita tidak pernah mencanangkan program seperti ini, namun sekarang bisa kita dorong lebih serius untuk melahirkan generasi muda yang berkualitas," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement