Senin 29 Aug 2016 10:09 WIB

Roti Buaya Jadi Simbol Kelanggengan Ahok-Djarot

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Indira Rezkisari
 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah) menerima roti buaya yang diberikan oleh sejumlah relawan Ahok-Djarot di Balai Kota, Jakarta, Senin (29/8).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah) menerima roti buaya yang diberikan oleh sejumlah relawan Ahok-Djarot di Balai Kota, Jakarta, Senin (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menjelang pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017, relawan-relawan pendukung bakal calon gubernur mulai terbentuk. Kelompok relawan Basuki Thahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat atau biasa disapa relawan Ahok-Djarot baru dideklarasikan pada Kamis (25/8).

Mereka datang ke Kantor Gubernur DKI Jakarta dengan membawa roti buaya. Roti buaya merupakan makanan khas Betawi berupa roti manis yang berbentuk buaya.

Koordinator relawan Ahok-Djarot, Dody Matondang menyatakan roti buaya ini dimaknai sebagai simbol kesetiaan. “Meminang Pak Ahok dan Pak Djarot (agar)  bisa bersatu lagi. Sebenarnya mau kita antarkan langsung,” kata Dody, ditemui di Balai Kota, Senin (29/8).

“Ini simbol meminang, melamar bersama petinggi partai. Intinya perlu ada sebuah sustain (penyangga), itu kalau pemimpinnya berkelanjutan,” ujarnya lagi.

Relawan Ahok-Djarot ini memiliki tujuan supaya mereka berdua berdampingan di Pilkada DKI Jakarta 2017. Selain itu, Dody mengatakan kuantitas relawan Ahok-Djarot yang telah bergabung.

“Relawan internal kita berjumlan 12 ribu per hari ini. Dari lapisan berbagai profesi. Kita undang beberapa komunitas pekerja seni gim dan hobi,” ujar Dody.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement