Senin 29 Aug 2016 08:40 WIB

Cerita Panji dari Kediri Digagas Didaftarkan ke UNESCO

UNESCO
Foto: [ist]
UNESCO

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Penasihat Perpusnas yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Wardiman Djojonegoro berencana mendaftarkan Cerita Panji ke Unesco, karena itu ia meminta dukungan Pemerintah Kota Kediri untuk mengangkat kembali cerita warisan itu.

"Saya ingin ajak pemerintah daerah di Jatim ini bersama-sama untuk membangkitkan kembali budaya yang merupakan warisan orangtua kita, budaya dan seni nenek moyang yaitu Cerira Panji," katanya saat berkunjung ke Goa Selomangleng Kediri, Jawa Timur, Ahad (28/8).

Ia mengaku mempunyai tugas besar untuk kembali mengangkat cerita Panji, termasuk berupaya mendaftarkan Cerita Panji yang merupakan cerita karya masyarakat Jawa Timur itu menjadi warisan Unesco sebagai "Memory of the World" atau MOW. Sebelumnya, beberapa cerita warisan juga telah diakui Unesco, misalnya Babad Diponegoro yang juga ditetapkan sebagai salah satu warisan ingatan dunia atau memory of the world oleh UNESCO pada 2013 setelah didaftarkan oleh Perpustakaan Nasional dan Lembaga Bahasa Kerajaan Belanda.

Selain itu, arsip Konferensi Asia Afrika tahun 1955 juga telah resmi sebagai Warisan Ingatan Dunia atau Memories of The World pada 2015. Arsip-arsip KAA tersebut tersimpan dengan baik di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Ia menceritakan, dua tahun lalu sempat diminta bantuan untuk berupaya memasukkan naskah Panji yang sudah tua tersebut menjadi warisan dunia. Berbekal dari beberapa naskah misalnya Babad Diponegoro serta arsip Konferensi Asia Afrika yang sudah berhasil menjadi warisan dunia, maka Cerita Panji juga dimasukkan.

Ia pun mengaku sangat kaget sekaligus bangga dengan warisan budaya tersebut. Ia kaget, karena Cerita Panji bukan hanya melibatkan Kediri, melainkan dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri, misalnya Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.

"Saya kaget karangannya orang Jatim digemari, lalu Panji itu membangkitkan inspirasi bagi seni yang lain. Panji itu pertama naskah, lalu tarian, pentas, wayang, lalu ada topeng itu, awalnya dari Panji, 'Local Wisdom'. Dulu belum ada kertas, makanya dipahat di relief," ujarnya.

Ia mengapresiasi seni kebangkitan cerita Panji, yang salah satunya dilakukan Pemkot Kediri dengan mengadakan festival pagelaran seni Panji. Hal itu adalah modal dasar untuk membangkitkan kesenian terutama di Jatim.

Pihaknya pun sudah koordinasi dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Jawa Timur dengan harapan nantinya akan membuat beragam program untuk membangkitkan seni tentang cerita Panji ini. Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengakui pemerintah kota juga berupaya untuk terus menggali tentang cerita Panji. Dalam setahun, pemerintah mengadakam beragam kegiatan, terkait dengan kesenian tersebut.

Pihaknya mengaku, hingga kini masih berupaya untuk terus menggali cerita Panji di Kediri, dan ke depannya diharapkan bisa menjadi buku, sehingga bisa menjadi warisan seni budaya. "Di Kediri itu setahun empat kali (mengadakan festival terkait cerita Panji), dan terus berproses menggali informasi, mengumpulkan data. Kami juga sudah menugaskan tim dari disbudparpora untuk menulis, sebab kami juga inginkan cerita ini menjadi warisan, menjadi buku," kata Abdullah.

Pihaknya juga berharap dukungan dari berbagai pihak termasuk perpusnas terkait dengan penulisan sejarah cerita Panji di Kediri ini. Berbagai masukan pun sangat diharapkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement