Ahad 28 Aug 2016 20:17 WIB

Walhi: Audit Lingkungan Dibutuhkan untuk Atasi Banjir Jakarta

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas mengevakuasi kendaraan di parkir basement di Jalan Kemang Raya, Jakarta, Ahad (28/8). (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas mengevakuasi kendaraan di parkir basement di Jalan Kemang Raya, Jakarta, Ahad (28/8). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta kembali dilanda banjir. Kali ini, hujan deras yang mengguyur pada Sabtu (27/8) kemarin menyebabkan sejumlah wilayah di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan terendam air hingga ketinggian satu meter.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DKI Jakarta, Puput TD Putra mengatakan, penanganan banjir di Ibu Kota memerlukan upaya perbaikan lingkungan yang sistematis dari hulu ke hilir.

"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus melakukan audit lingkungan lagi untuk mengetahui apa sebenarnya penyebab banjir kemarin. Karena, baru masuk musim hujan sesaat saja, Jakarta sudah banjir lagi, kenapa?" ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (28/8).

Dia berpendapat, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya banjir kemarin. Pertama, adanya pembangunan yang tak terkendali di beberapa kawasan menyebabkan kurangnya daerah resapan air di Jakarta.

Tata kelola lingkungan yang salah, kata Puput, jelas memberi pengaruh besar terhadap sistem saluran air di Ibu Kota. Kedua, sebagian besar kawasan yang terendam banjir kemarin, sepertiKemang dan Jatipadang, memang berada di dataran rendah, sehingga rawan digenangi banjir ketika hujan deras datang.

"Pembangunan di daerah-daerah dataran rendah semacam itu jika tidak didukung dengan konsep rekayasa lingkungan yang baik, sudah bisa dipastikan bakal menjadi sasaran banjir," ucapnya.

Oleh karena itu, kata Puput, harus ada gerakan kolektif dan proses edukasi berkelanjutan di tengah-tengah masyarakat agar mereka menyadari betapa pentingnya usaha perbaikan lingkungan di Jakarta.

"Semua kompoinen mesti terlibat dalam penanganan masalah banjir ini. Mulai dari masyarakat, pihak swasta, dan pemerintah," tuturnya.

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mengevaluasi kembali kebijakan penanganan banjir yang sudah dilakukan selama ini. Menurut dia, upaya normalisasi terhadap sungai-sungai yang mengalir di Jakarta saja belum cukup untuk menuntaskan persoalan tersebut.

"Persoalan banjir tidak akan selesai jika sekadar mengandalkan pekerjaan teknis dari pemerintah saja. Karena proyek-proyek yang ada saat ini baru menyentuh bagian hilir saja," katanya.

Hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Sabtu (27/8) menyebabkan banjir di sejumlah tempat. Banjir terkonsentrasi di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur karena hujan berintensitas tinggi turun di kedua wilayah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement