REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono menyoroti pembangunan ekonomi di Indonesia yang disampaikan dalam orasi ilmiahnya pada acara Wisuda XV Universitas Al Azhar Indonesia (UAI).
"Saya katakan ini penting tidak boleh hanya retorika, tapi harus diterjemahkan dalam kebijakan dan tindakan di seluruh Indonesia," katanya saat memberikan orasi ilmiah dengan tema "Membangun Ekonomi Indonesia Berbasis Benua Maritim serta Nilai-nilai Agama dan Budaya" di Auditorium Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Sabtu (27/8).
Ia menambahkan Indonesia akan merugi kalau hanya menguras sumber daya daratan saja karena dibarengi dengan pemeliharaan yang baik sehingga ekonomi Indonesia akan semakin membaik.
"Kita merugi kalau hanya menguras sumber daya daratan. Semua daya gunakan dengan baik, tapi dengan pemeliharaan yang baik. Sehingga makin bagus ekonomi kita, tapi adil dan tidak merusak lingkungan. Itulah inti blue atau green economy. Negara lain sudah mulai, kita jangan sampai tertinggal," katanya.
Ia juga menekankan kepada masyarakat Indonesia untuk tidak meninggalkan nilai-nilai agama dan budaya seiring dengan pembangunan ekonomi, terlebih lagi saat ini masyarakat tengah mengalami degradasi moral.
"Dua hal besar itu yang menurut saya diperlukan bangsa kita, konsep dan model ekonomi yang tepat, tidak boleh terlalu kapitalistik, tidak boleh berorientasi pada pasar, tetapi mendayagunakan yang kita miliki dengan baik, seimbang, tetap menjaga keadilan dan kelestarian lingkungan," katanya.
Selain itu, kata SBY, dunia Islam tengah mengalami ujian besar. Beberapa negara Islam tengah dilanda konflik yang berkepanjangan. Indonesia sebagai negara Islam yang demokratis diharapkan mampu menularkan virus-virus perdamaian di negara-negara sahabat.
"Terakhir, dunia Islam sedang mengalami ujian di banyak tempat, di Timur Tengah, Afrika Utara, saya harap Indonesia tampil sebagai Islam yang menjadi model bahwa kita bisa kok toleran satu sama lain dan menaburkan kedamaian serta kemajuan," katanya.