Sabtu 27 Aug 2016 20:28 WIB

BNPB: Waspadai Puncak Kemarau pada September 2016

Seorang petani mencabut rumput di sawahnya yang kering akibat musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Seorang petani mencabut rumput di sawahnya yang kering akibat musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN  -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan pemerintah daerah dan provinsi untuk berhati-hati pada September 2016 karena merupakan puncak musim kemarau .

"Meskipun sebagian wilayah di Sumatra dan Kalimantan akan turun hujan, tidak boleh lengah. September 2016 adalah puncak musim kemarau sehingga pencegahan harus lebih ditingkatkan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho , Sabtu (27/8).

Dalam keterangannya yang diterima di Medan, dia menyebutkan, kemarau bisa semakin memicu terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Dewasa ini, kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah seperti Riau masih terjadi.

Satelit MODIS memang tidak mampu mendeteksi titik api karena tertutup oleh awan yang cukup merata di Riau. Namun pantauan udara dari pesawat Air Tractor dan helicopter water bombing BNPB menunjukkan, kebakaran hutan dan lahan ditemukan di Kabupaten Siak, Dumai, Bengkalis, Rokan Hilir, Kampar dan Rokan Hulu.

Bahkan , asap tebal masih mengepul di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Kandis Kabupaten Siak, Kecamatan Berangkat Kabupaten Dumai dan Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis.

"Hasil pantauan, kondisi kualitas udara di wilayahi Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Utara, Jambi, dan Aceh memang masih berkondisi Baik hingga Sedang. Hanya di Kabupaten Bengkalis Riau yang kategori Sedang hingga Sangat Tidak Sehat pasa Sabtu pagi," ujar Sutopo.

Arah angin yang masih bergerak dari barat ke timur mengakibatkan asap menyeberang Selat Malaka hingga sebagian wilayah di Singapura dan Malaysia. Namun kualitas udara mulai membaik di Singapura dan Malaysia dari kondisi "Tidak Sehat" seperti sebelumnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement