Kamis 25 Aug 2016 20:46 WIB

Kasus Karhutla Tahun 2016 Turun karena Fenomena La Nina

Kebakaran hutan dan lahan (ilustrasi)
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Kebakaran hutan dan lahan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan fenomena La Nina turut menyebabkan berkurangnya kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah daerah pada tahun 2016.

"Terjadi penurunan jumlah kasus karhutla karena adanya faktor hujan dan fenomena La Nina," katanya usai melaksanakan rapat dengan menteri dan pejabat negara membahas penanganan kasus kebakaran hutan dan lahan, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/8).

Selain itu, jumlah penangkapan tersangka perorangan dalam kasus Karhutla meningkat pada tahun ini dibanding tahun lalu. Menurutnya, peningkatan penangkapan tersangka kasus Karhutla ini berkontribusi menekan terjadinya kebakaran.

"Jumlah penangkapan tersangka perorangan naik dari tahun lalu. Di Riau ada 85 orang yang ditangkap," ujarnya mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Dalam menangani kasus Karhutla, kata dia, telah dibentuk Satgas Pemburu Api yang terdiri dari unsur Polri, TNI, pemda setempat serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk berpatroli di hutan.

"Sebagai upaya preventif, satgas ini cukup efektif. Begitu ada informasi mengenai api, satgas langsung bergerak mematikan api," ucapnya.

Sementara Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengamini bahwasanya Indonesia saat ini sedang masuk musim kemarau basah.

Menurutnya, fenomena La Nina menyebabkan hujan banyak terjadi saat ini, padahal seharusnya Indonesia masih memasuki musim kemarau. Curah hujan, kata dia, banyak membantu pemadaman api di sejumlah daerah yang rentan mengalami kebakaran hutan.

Dalam rapat tersebut hadir Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Kepala BMKG Andi Eka Sakya.

Selain rapat dengan menteri dan pejabat negara, dalam kesempatan itu juga digelar konferensi video jarak jauh dengan para kapolda, sejumlah gubernur di 33 provinsi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) di masing-masing wilayah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement