Rabu 24 Aug 2016 03:38 WIB

Warga Pringsewu Kembali Gulirkan 'Jihad Sanitasi'

  Sanitasi buruk (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sanitasi buruk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Masyarakat dari enam desa di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung mendeklarasikan Gerakan Setop Buang Air Besar (BAB) Sembarangan melalui inisiatif warga setempat.

"Gerakan yang berlabel 'Jihad Sanitasi' ini merupakan kampanye gerakan membangun WC dengan sistem septic tank berbasis dari inisiatif masyarakat," kata Bupati Pringsewu H Sujadi, di Pringsewu, Selasa.

Menurut Sujadi, diharapkan program dan gerakan itu dapat mendukung upaya menciptakan sanitasi yang bersih dan sehat di lingkungan masyarakat setempat.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menunjukkan sekitar 3 juta penduduk di daerah itu tercatat belum memiliki sistem sanitasi yang layak, sehingga aktivitas buang air besar (BAB) masih dilakukan sembarangan.

Karena itu, masyarakat Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung yang melaksanakan deklarasi Gerakan Stop BAB sembarangan untuk memperbaiki kondisi sanitasi dan lingkungan yang masih buruk tersebut.

Deklarasi dilakukan oleh perwakilan warga dari 6 desa di Kabupaten Pringsewu tersebut dilakukan di Desa Patoman Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

Deklarasi tersebut menandakan bahwa seluruh desa tersebut sudah memiliki sistem sanitasi yang memadai dan sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bupati Sujadi mengakui, masalah sanitasi yang buruk dan tidak memadai masih merupakan hal yang perlu mendapat pembenahan segera di Kabupaten Pringsewu.

Menurutnya, di daerah ini faktor budaya dan kebiasaan menyebabkan warga masih menganggap BAB di sembarang tempat adalah hal yang biasa.

Data Dinas Kesehatan Lampung menyebutkan 30 persen dari 422 ribu penduduk Pringsewu tidak memiliki sistem sanitasi yang layak di rumah mereka, sehingga masih berperilaku BAB sembarangan.

Pada Kabupaten Pringsewu kampanye "Jihad Sanitasi" baru menyentuh 22 desa dari total 124 desa di daerah tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement