Ahad 21 Aug 2016 19:51 WIB

Rawa Ditimbun Pengembang, Rumah Warga Bukit Lama Kebanjiran

Rep: Maspril Aries/ Red: Maman Sudiaman
Hujan yang turun sejak Sabtu malam (20/8) mengakibatkan puluhan rumah warga di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat (IB) 1 dilanda banjir. Sampai Ahad (21/8) air belum surut. (Republika/Maspril Aries)
Foto: Republika/ Maspril Aries
Hujan yang turun sejak Sabtu malam (20/8) mengakibatkan puluhan rumah warga di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat (IB) 1 dilanda banjir. Sampai Ahad (21/8) air belum surut. (Republika/Maspril Aries)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Hujan yang turun sejak Sabtu malam (20/8) telah menyebabkan puluhan rumah warga di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat (IB) 1, Palembang dilanda banjir. Sampai Ahad (21/8) air belum surut, puluhan rumah warga dan badan jalan pada beberapa lorong atau gang masih digenangi air yang mencapai hampir setengah meter.

Menurut warga banjir atau genangan air semakin parah setelah ada beberapa pengembang melakukan penimbunan rawa di bagian hilir rumah warga. “Banjir di tempat kami biasanya terjadi musim hujan. Hari ini musim kemarau terjadi banjir. Ternyata penyebabnya karena air hujan semalam tidak mengalir akibat ada pengembang yang menimbun rawa untuk membangun perumahan di bagian hilir arah Lebak Kranji,” papar Zaini seorang warga yang tinggal di RT 02 Lorong Kepuasan Hati.

Penjelasan Zaini dibenarkan warga lainnya Rozali dan Mukti yang rumahnya juga ikut jadi korban banjir. “Kami heran baru hujan semalam, tiba-tiba banjir dan air tidak mengalir. Ternyata penyebabnya rawa-rawa di belakang rumah warga ditimbun, termasuk sungai dan gorong-gorong ikut tertimbun. Padahal di Lorong Kepuasan Hati ada penghuni sekitar 40 kepala keluarga,” ujar Rozali.

Warga mengaku, yang tergenang banjir akibat penimbunan rawa bukan hanya di RT 02 tapi juga rumah warga di RT 04, 05, dan RT 011. Zaini menjelaskan, sebelum hujan turun sejak 6 Agustus 2016 sekitar rumah warga juga sudah tergenang air limbah berwarna hitam dan bau. Air tergenang karena tidak bisa mengalir ke hilir akibat penimbunan oleh pengembang tersebut.

Menurutnya, warga sempat mengadu ke Lurah Bukit Lama, lalu warga gotong royong melakukan penggalian gorong-gorong dan parit, air sempat surut. Sebaliknya air kembali menaik karena pihak pengembang menimbun seluruh rawa. Sayangnya warga tak menyebutkan, nama pengembang yang dituding menimbun rawa dimaksud.

Direktur Eksekutif Walhi Sumsel Hadi Jatmiko mengaku sudah mendapat laporan dari warga. “Kami sudah mendatangi lokasi rawa dan sungai yang ditimbun. Namun kami kesulitan mendapat nama perusahan pengembangnya karena banyak warga tidak tahu,” ujarnya.

Walau belum tahu nama perusahannya menurut Hadi, tim dari Walhi Sumsel tetap akan mencari informasi ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palembang. “Walhi juga akan koordinasi dengan warga untuk melakukan advokasi. Penimbunan rawa di menurutnya diatur dalam peraturan daerag (Perda), Walhi akan melihat ke lapangan dan melakukan kajian mengenai perizinannya,” kata Hadi Jatmiko.

Menurut Zaini, saat terjadi banjir pada 6 Agustus selama sepekan, warga sudah mengadukan ke Lurah Bukit Lama dan berjanji akan menindak lanjutinya. Sementara warga lainnya sudah mengirim pengaduan dan foto-foto ke nomor WA (WhatsApp) Kepada Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Pemerintah Kota Palembang Akhmad Mustain dan Kepala Bappeda Sapri Nungcik untuk minta disampaikan kepada Wali Kota Palembang Harnojoyo.

Dari dua pesan WA yang dikirim warga tersebut hanya Akhmad Mustain yang memberi jawaban, segera diinfokan ke instansi teknis terkait. “Tapi sampai Ahad sore tidak ada //action// dari aparat Pemkot Palembang, permukiman kami tetap banjir,” ujar warga yang mengirim pesan WA tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement