Jumat 19 Aug 2016 13:01 WIB

Jumlah Hotspot di Kalbar Terus Bertambah

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
kebakaran lahan / ilustrasi
Foto: Antara/Rony Muharrman
kebakaran lahan / ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah titik panas (hotspot) di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) bertambah hingga mencapai 636 titik pada Jumat (19/8). Sehari sebelumnya, titik panas di provinsi tersebut telah mencapai 447 titik.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar, ATT Nyarong, bertambahnya jumlah titik panas di Kalbar disebabkan masih banyaknya warga yang membuka ladang dengan membakar lahan.

"Suhu udara sebetulnya masih normal. Berada di kisaran 33 derajat celcius. Hanya saja, pembakaran lahan memang menambah jumlah titik panas secara signifikan," tegas Nyarong ketika dihubungi Republika, Jumat (19/8).

Dia menjelaskan, hingga pukul 07.00 WITA, ada enam wilayah di Kalbar yang memiliki titik panas tertinggi. Keenam daerah tersebut adalah Sanggau (205 titik), Kapuas Hulu (112 titik), Sintang (63 titik), Landak (56 titik), Melawi (47 titik) dan Kubu Raya (40 titik).

Meski jumlah titik panas terus bertambah, tutur dia,  belum ada program hujan buatan atau water bombing yang diterima oleh Pemprov Kalbar.

"Bantuan alat baik dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) maupun BNPB belum ada. Hujan buatan sedang menanti selesainya proses perizinan. Kami harap pemerintah segera mempertimbangkan tambahan bantuan baik water bombing, tambahan alat pemadam karhutla maupun perlengkapan untuk tim pemadam kebakaran di daerah kami," ungkap Nyarong.

Dia menambahkan, ada 135 titik lahan gambut di Kalbar yang juga berpotensi terbakar pada puncak musim kemarau 2016. Ratusan bidang lahan gambut tersebut tersebar di 135 desa

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement