Jumat 19 Aug 2016 08:21 WIB

Rumah Budaya Fadli Zon Luncurkan Buku Pantun

Wakil Ketua DPR Fadli Zon
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PANJANG -- Rumah Budaya Fadli Zon yang terletak di Nagari Aia Angek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat (Sumbar), meluncurkan buku pantun dua bahasa. Fadli Zon ketika meluncurkan buku pantun itu di Aia Angek, Kabupaten Tanah Datar, Kamis (18/8) malam, menyebutkan dengan terbitnya buku pantun dua bahasa tersebut, bisa melestarikan kebudayaan Minang Kabau.

"Bahasa merupakan salah satu kekayaan negeri ini yang sudah seharusnya dilestarikan. Mudah-mudahan akan banyak lahir ahli-ahli bahasa ke depannya," ujar Fadli Zon yang juga Wakil Ketua DPR RI itu.

Buku yang dikarang oleh Musra Dahrizal itu, memuat pantun bahasa Minang Kabau dan Indonesia. Paling banyak memuat cerita pantun ceria. "Kami akan usulkan salah satu rekor Muri mengingat jumlah pantun dalam satu buku itu mencapai 5.000 lebih dengan jumlah halaman 600 lembar," katanya.

Budayawan Taufik Ismail menyambut baik terbitnya buku pantun yang memuat kebudayaan Minang Kabau itu. "Kami sangat gembira ada yang bukan seorang sastrawan bisa menerbitkan buku pantun dengan jumlah yang tidak sedikit," katanya.

Ia juga memuji Musra Dahrizal yang terkenal dengan sebuatan Mak Katik itu, bisa membukukan ribuan pantun dengan dua bahasa. Meskipun dia hanya seorang pegiat budaya kreatif.

Ia berharap, isi demi isi pantun bisa menyampaikan pesan perang terhadap narkoba yang menjadi penyebab terbanyak kerusakan tubuh dan moral ana-anak bangsa saat ini. Musra Dahrizal berharap, terbitnya buku pantun itu bisa menjadi penyejuk bagi generasi muda untuk lebih berbuat baik dan meningkatkan kreativitas.

Selain buku pantun, saat ini dirinya sudah menyiapkan pidato adat Minang Kabau yang juga akan dibukukan dalam waktu dekat. "Sekarang persiapan sudah mencapai 90 persen. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa dibukukan lagi," katanya.

Dalam menyiapkan buku pantun dua bahasa itu, Mak Katik memulainya sejak 2009. Dia mengakui ada banyak rintangan yang dihadapinya. "Rintangan banyak memang, namun saya terus semangat, agar pantun itu bisa dibukukan dan akhirnya pada 2016 cita-cita itu tercapai juga," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement