REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Pesawat latihan jenis Piper PA 28 milik Perkasa Flight School jatuh di area persawahan di lahan Persawahan, Dusun Pasir Kujang, Desa Kujang, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Pesawat menghantam tanah dalam posisi terbalik.
"Mesin pesawat mati di ketinggian 1000 meter," kata salah satu awak pesawat sekaligus Siswa Perkasa Flight School, Muhamad Arief Rafidan (20 tahun) kepada Republika.co.id , Kamis (18/8).
Arief mengatakan, di ketinggian 1.000 meter RVM mulai turun. Kemudian pesawat terasa bergetar. Awak pesawat mencoba segala cara untuk menghidupkan mesin pesawat. Ia menerangkan, kemudian pesawat terbang dengan mengikuti sungai. Sebelum akhirnya jatuh ke sawah, pesawat sempat menabrak pohon.
Dikatakan Arief, setelah mesin pesawat mati, pilot mencoba menghidari rumah penduduk untuk melakukan pendaratan darurat. Sekitar pukul 02.00 pesawat berangkat dari Bandara Nusawiru, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. "Sebelum hilang kontak saya sempat may day, may day terus hilang kontak," ujar Arief.
Kapolres Kabupaten Tasikmalaya, AKBP Nugroho Arianto menerangkan, pesawat diketahui membawa tiga away, diantaranya Capt Yoshafat Lintang Nitibaskara sebagai instruktur, Muhamad Arief Radifan dan M Fadli Radifan sebagi siswa. "Ketiga awak pesawat selamat, mereka hanya mengalami luka-luka," kata AKBP Nugroho.
Terkait penyebab jatuhnya pesawat, AKBP Nugroho mengatakan, pihaknya belum tahu. Tim khusus dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan memeriksanya. Saat ini polisi mengamankan area jatuhnya pesawat.