REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertemu dengan jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pertemuan berlangsung sekitar dua jam sejak pukul 12.30 WIB hingga 14.30 WIB.
Tito mengatakan, ada banyak hal selain untuk memperkuat silaturrahmi, sejumlah isu juga dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Diantaranya terkait isu keamanan, narkoba, ketentraman dan ketertiban. "Banyak sekali sama visinya (PBNU dan Polri," ujar Tito usai pertemuan, di Kantor PBNU, Kamis (18/8).
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah pengurus PBNU turut menyambut kedatangan mantan Kapolda Metro Jaya tersebut. Diantaranya ketua PBNU, Marsudi Syuhud dan ketua umum Fatayat. Namun dalam pertemuan tersebut, kata Tito, belum dibahas secara teknis kerjasama yang akan dilakukan nanti. Menurut Tito, akan ada tim teknis yang akan mengerjakan kerjasama tersebut.
Tito menjelaskan, kerjasama terdekat yang akan dilakukan yaitu MoU tentang hukum di Surabaya pada 1 September nanti. Sekaligus akan diadakan seminar tentang hukum. "Nanti itu akan kita follow up," kata mantan Kepala BNPT tersebut.
Karena itu, pasca-MoU nanti, Tito akan menginstruksikan seluruh jajaran polri agar membangun hubungan dengan NU di daerah. Sebab, Tito menegaskan, sejak dulu polri dan NU terjadi hubungan yang sangat erat. Kedatangan Tito ke PBNU kali ini bukan kali pertama. Sebelumnya, Jenderal bintang empat itu sudah tiga kali mengunjungi PBNU.
Pertemuan kali ini tujuan utama yaitu memperkuat silaturrahmi. Selain itu ada faktor lain tujuannya mengunjungi PBNU. "Alasan kedua ini primordial juga karena mbah saya itu orang NU, lulusan Tebuireng," ucapnya.