Selasa 16 Aug 2016 05:16 WIB
Merdeka di Era Digital

Bisnis Era Digital: Warnet Gim Daring Raup Laba Belasan Juta

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nur Aini
Sejumlah anak bermain game online di sebuah warnet. (ilustrasi)
Foto: Antara/Puji Kurniasari
Sejumlah anak bermain game online di sebuah warnet. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Bisnis warung internet (warnet) utamanya gim daring (game online) dinilai masih menjanjikan ke depan, meski usaha warnet konvensional sudah mulai tergerus seiring dengan pesatnya alat komunikasi seluler cerdas (smartphone). Para pelaku usaha warnet gim daring di Lampung masih menaruh harapan meraup untung dengan bermodal begadang 24 jam tersebut.

Usaha warnet gim daring di Kota Bandar Lampung yang sebelumnya hanya berada di tempat-tempat strategis pusat kota, namun kini sudah bergeser dan menyebar ke berbagai pemukiman penduduk. Masih tingginya peminat gim daring di pemukiman penduduk menjadikan usaha warnet gim daring menjadi masih marak.

Abi Game, salah satu warnet gim daring yang ada di kawasan Kemiling, mampu meraih omzet usaha dengan kisaran Rp 100 ribu sampai Rp 400 ribu per hari dengan 10 komputer. “Kalau omzet kadang-kadang lihat harinya, kalau hari libur omzet meningkat sampai Rp 400 ribuan. Tapi kalau lagi hari biasa hanya Rp 100 ribu sudah lumayan per hari,” tutur Andi, seorang pejaga warnet gim online.

Usaha warnet Abi Game, sudah berdiri sejak empat tahun lalu. Sebelumnya, warnet ini masih menampung para pelanggan browser baik anak sekolah hingga karyawan untuk kebutuhannya. Namun, sejak berkembangnya teknologi komunikasi, warnet konvensional tersebut lenyap, pelangganya terus berkurang.

Menurut dia, pemilik mengganti usahanya menjadi warnet gim daring. Dengan 10 komputer dan monitor, hingga tahun ini masih terus melanjutkan usahanya. Meski sebelumnya, warnet tersebut sempat tiga kali pindah ruko, karena tidak sebanding biaya sewa ruko dengan pendapatan.

Di kawasan kampus Universitas Lampung, juga banyak tersedia warnet gim daring. Di tempat ini, para peminatnya rata-rata pelajar dan mahasiswa, karena dekat perkampungan mahasiswa (tempat kost). Menurut Indri, penjaga warnet gim daring I-Net dengan 15 komputer, usahanya masih ramai pelanggan yang hobi main gim daring. “Pelanggan warnet kami masih banyak, mahasiswa juga pelajar,” katanya.

Ia mengakui usaha warnet gim daring mengalami kelesuan beberapa tahun terakhir, karena maraknya telepon seluler yang canggih. Para pelanggan yang benar-benar ingin bermain gim daring dengan leluasa tanpa batas waktu saja yang masih berminat datang ke warnet. “Omzet kami masih mencapai Rp 150 ribu per hari, biasanya sampai Rp 200 ribu lebih,” ujarnya.

Menurut dia, adanya pelarangan dari Wali Kota Bandar Lampung terkait jam operasional warnet gim daring membuat omzet usaha warnet gim daring merosot tajam. “Keuntungan kami hanya bertarung dengan jam operasional saja, semakin lama buka semakin banyak uang masuk,” kata perempuan yang sudah bekerja dua tahun sebagai penjaga warnet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement