Selasa 16 Aug 2016 04:32 WIB
Merdeka di Era Digital

Jualan Tanpa Toko Tapi Omzet Naik 3 Kali Lipat, Begini Cara UMKM di Era Digital

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Android Marketplace
Android Marketplace

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan teknologi tidak hanya mengubah cara masyarakat dalam berkomunikasi, tetapi juga transaksi perdagangan. Kemudahan transaksi perdagangan digital ini perlahan mulai menjadi sasaran para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).

Para pelaku UKM kini mulai beralih menggunakan sarana digital yakni dengan perdagangan daring atau e-commerce, maupun situs jual-beli atau marketplace. Salah satu pelaku UKM yang memanfaatkan perkembangan teknologi ini yakni Fitriya. Perempuan asal Kediri ini tergolong baru dalam dunia bisnis. Dia sudah menjalankan bisnis sepatu bayi buatan sendiri sekitar satu tahun sembilan bulan.

Sejak awal, Fitriya tidak langsung menjual produknya melalui platform digital. Dia lebih memilih untuk berpromosi door to door, dan membuat sepatu bayi sesuai pesanan atau custom. Pada akhir 2015, dia mendapatkan tawaran untuk ikut pameran secara gratis yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan serta Kementerian Koperasi dan UKM. Dari pameran tersebut, dia mulai mengenal sejumlah marketplace. Bahkan, usai mengikuti pameran ada beberapa marketplace yang menawari Fitriya untuk bergabung antara lain Qlapa.com, dan ukmmarket.co.id

“Qlapa.com memang marketplace yang khusus untuk mewadahi pelaku usaha di bidang kerajinan tangan, dan saya masuk kualifikasi mereka. Akhirnya pada awal 2016 saya mencoba untuk menjual produk di marketplace” ujar perempuan yang akrab disapa Fitri tersebut. (Baca juga: Biaya Data Internet di Indonesia Mahal, Salah Siapa?)

Sejak memasukkan produknya ke marketplace, Fitri mengaku banyak menemui perbedaan ketika dia masih berjualan secara offline. Perempuan berhijab itu mengatakan, apabila menjual secara offline konsumennya hanya terbatas di kalangan orang-orang terdekat saja dan bisa dihitung jari. Sedangkan melalui marketplace, produk buatannya bisa langsung diakses oleh seluruh konsumen di Indonesia.

Selain itu, sejak dipasarkan melalui marketplace pesanan produk sepatu bayi buatan Fitri semakin banyak, apalagi sepatu bayi buatan dia terbilang unik karena terbuat dari kain flanel sehingga mudah dibawa untuk bepergian.

“Bahkan, sepatu buatan saya ini bisa dilipat dan diselipin di tas, sedangkan sepatu yang pakai sol biasanya butuh space lebih banyak. Jadi, respon konsumen untuk produk saya cukup bagus dan banyak yang suka,” kata Fitri.

Pangsa pasar sepatu bayi buatan Fitri yakni khusus pre-walker atau bayi usia 0-12 bulan. Fitri mengaku, sejak masuk ke marketplace ada peningkatan pesanan dari yang sebelumnya 30 pasang per bulan menjadi tiga kali lipat. Namun, Fitri belum tentu bisa memenuhi semua pesanan konsumen karena keterbatasan modal dan tenaga kerja. Saat ini, dia memiliki dua tenaga kerja di bagian produksi sedangkan proses finishing dan pesanan custom biasanya dipegang sendiri oleh Fitri.  Selain itu, Fitri juga masih memiliki kendala untuk mendapatkan kain flanel yang bermotif karena memang sulit dicari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement