Jumat 12 Aug 2016 16:07 WIB

JK Harap Filipina Serius Bebaskan Sandera WNI

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Angga Indrawan
Jusuf Kalla
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daftar korban penculikan terhadap warga negara Indonesia (WNI) semakin panjang setelah kelompok bersenjata kembali menyandera seorang WNI di perairan Malaysia. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pemerintah berupaya membebaskan para sandera WNI dengan bekerja sama dengan pemerintah Filipina.

Ia pun berharap agar Pemerintah Filipina serius berupaya membebaskan sandera WNI yang diculik oleh kelompok bersenjata di Filipina. Sebab, pemerintah Indonesia tak ingin membebaskan para sandera dengan melakukan negosiasi. Menurut JK, negosiasi hanya akan menambah berbagai masalah.

"Kita ingin membebaskan itu secara G to G, pemerintah Filipina lah yang kita harapkan secara serius untuk membebaskan warga kita," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (12/8).

Menurut dia, pemerintah pun dilema terhadap upaya yang ditempuh untuk membebaskan para sandera. Sebab, setiap upaya pembebasan juga memiliki resiko. JK berharap upaya pembebasan sandera WNI ini pun dapat segera berhasil.

"Tapi kita ambil risiko sebagai negara yang paling wajarlah untuk kita lakukan, meminta pemerintah, dan seperti kita lihat pemerintah Filipina sangat serius melaksanakan operasi besar-besaran di Sulu, di selatan itu," kata JK.

Seperti diketahui, seorang WNI yang bekerja sebagai kapten kapal penangkap udang diculik oleh kelompok bersenjata di perairan Malaysia. Menurut Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal, kapal penangkap udang berbasis di Sandakan, Malaysia, tersebut dirampok pada 3 Agustus 2016, sekitar pukul 16.00 waktu setempat.

Selain kapten WNI tersebut, terdapat beberapa anak buah kapal (ABK) lainnya, tetapi perampok membebaskan mereka. Kasus ini menambah daftar aksi penculikan terhadap WNI.

Sebelumnya terjadi pada Ahad (10/7) terhadap tiga dari tujuh anak buah kapal ikan asal Malaysia di perairan Lahad Datu Negeri Sabah, Malaysia. Menurut keterangan majikan kapal, Chia Tong Len, para penculik memilih target warga yang akan disandera. Tiga nama WNI yang diculik, yaitu Lorence Koten (34) selaku juragan kapal, Teodorus Kopong (42), dan Emanuel (40).

Tujuh WNI ABK kapal Tugboat Charles 001 dan kapal tongkang Robby 152 juga disandera kelompok Abu Sayyaf di Kepulauan Sulu, Filipina Selatan, sejak 21 Juni 2016. Sehingga, total WNI yang menjadi sandera berjumlah 11 orang.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement