Kamis 11 Aug 2016 16:31 WIB

34 Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Bertemu di Yogya

Rep: Yulianingsih / Red: Achmad Syalaby
Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 34 pimpinan perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Aisyiyah (PTA) melakukan pertemuan dalam rangkaian kegiatan festival Alquran di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Yogyakarta, Kamis (11/8). 

Festival Alquran digelar sejak Selasa (9/8) hingga Kamis (11/8) ini. Penutupan dan hasil loomba dalam festival sendiri akan dilakukan Kamis malam ini. Sebanyak 34 pimpinan PTM/PTA yang berkumpul tersebut adalah para wakil rektor bidang kemahasiswaan. Mereka membahas pendidikan karakter yang akan diitanamkan pada mahasiswa PTM/PTA di Indonesia.

Dalam kesempatan itu Ketua Majelis Pendidikan Tinggi dan Litbang PP Muhammadiyah, Chairil Anwar mengatakan,  PTM merupakan aset penting di abad 21.Selama ini, menurut dia, banyak perguruan tinggi hanya berlomba menjadi yang terbaik di dunia. Namun mereka sering kali mengesampingkan sisi islami. 

"Karenanya PTM sangat berperan bukan hanya berlomba-lomba dalam hal ilmu pengetahuan, namun juga tanpa mengesampingkan agama pada hal pendidikannya," ujarnya. Karenanya kata dia, PTM sangat dibutuhkan untuk membangun perguruan tinggi dengan mencetak sumberdaya manusia berkarakter Islami. 

Untuk mewujudkan hal tersebut maka PTM harus mampu  kemahasiswaan agar bisa bersikap jujur, cerdas, tangguh, dan peduli.  Jika pada umumnya perguruaan tinggi hanya melaksanakan tridarma melalui, budaya organisasi, kegiatan kemahasiswaan, kegiatan keseharian, serta budaya akademik namun di PTM hal ittu harus ditambah dengan  pengetahuan terkait kemuhammadiyahan. 

"Ini diperlukan untuk membangun mahasiswa PTM akan pentingnya berkemuhammadiyahan yang berlandaskan Alquran," katanya. Sementara itu Wakil Rektor III dibidang kemahasiswaan UMY, Sri Atmaja P. Rosyidi, , mengatakan bahwa terdapat 2 parameter yang digunakan untuk tolak ukur pendidikan karakter di UMY. 

Keduanya adalah keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. "Dalam keunggulan kompetitif inilah merupakan refleksi data saing di segala aspek kehidupan. Kegiatan Festival Alqur'an yang sedang berlangsung ini telah mencangkup kedua aspek tersebut," katanya.

Meski begitu kata dia, untuk membangun karakter mahasswa membangun karakter bagi pimpinan juga sangat diperlukan. Pasalnya pimpinan yang menjadi contoh bagi mahasiswa. "Dilihat dari ini maka dibutuhkan strategi dalam mewujudkan intelektual muda yang cerdas dan berkarakter," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement