Kamis 11 Aug 2016 14:09 WIB

Panglima: Pangan dan Energi Jadi Incaran Dunia

Jenderal Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Jenderal Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengatakan di masa depan berbagai kepentingan dunia akan tertuju pada penguasaan pangan dan energi yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan. Ini terjadi karena hal tersebut merupakan kebutuhan hidup dunia yang sangat vital.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan hal itu dalam makalahnua yang berjudul "Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri Sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia Emas" yang disampaikan kepada mara mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi se-Indonesia di Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), Kamis (11/8).

Ia mengatakan pada tahun 2.043 diperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai 12,3 miliar jiwa dimana 80,2 persen atau 9,8 miliar jiwa dari jumlah tersebut hidup di luar wilayah ekuator dan hampir bisa dipastikan akan makin berupaya mencari pangan, air dan energi di daerah ekuator. Dikatakan jika saat ini konflik yang terjadi berlatar belakang penguasaan energi fosil, maka konflik masa depan akan bermotif penguasaan sumber pangan, air bersih dan energi hayati yang semuanya berada dalam satu lokasi, yaitu di daerah ekuator.

Dihadapkan pada kondisi geografis Indonesia yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun dan kekayaan alamnya maka Indonesia merupakan sumber energi, sumber pangan dan sumber air bersih yang akan menjadi incaran kepentingan nasional negara-negara asing di masa depan. Indonesia negara yang kaya akan sumber daya alam tidak akan dibiarkan berkembang dan maju karena akan menjadi ancaman bagi negara-negara asing. Indonesia akan terus dijadikan konsumen dan pasar bagi produk mereka.

Kondisi geopolitik Indonesia yang dikepung oleh negara-negara Five Power Defence Arrangement (FPDA) menambah besarnya ancaman nyata yang dihadapi oleh Indonesia.

Ia mengatakan kecenderungan peningkatan penggunaan bio energi ini bahkan pada tahun 2007 - 2008 telah memicu krisis harga pangan dunia yang meningkat sangat tajam, hingga 75 persen antara lain diakibatkan karena pengalihan penggunaan bahan pangan menjadi bio energi atau energi hayati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement