Kamis 11 Aug 2016 02:51 WIB

Hiu Terdampar Terpaksa Dipotong untuk Evakuasi

Sejumlah anak warga kampung nelayan berada tak jauh dari hiu tutul yang terdampar di Pantai Kenjeran Surabaya, Selasa (25/10). Hiu tutul yang terdampar karena terkena jaring nelayan di Selat Madura tersebut, mempunyai panjang 8 meter dan lebar 2.5 meter.
Foto: Antara
Sejumlah anak warga kampung nelayan berada tak jauh dari hiu tutul yang terdampar di Pantai Kenjeran Surabaya, Selasa (25/10). Hiu tutul yang terdampar karena terkena jaring nelayan di Selat Madura tersebut, mempunyai panjang 8 meter dan lebar 2.5 meter.

REPUBLIKA.CO.ID, PAINAN, SUMBAR -- Evakuasi seekor Hiu Tutul (Rhincodon Typus) sepanjang tujuh meter yang terdampar di Pantai Karang Pauh, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa (9/8) hingga Rabu siang masih diupayakan.

Camat Lengayang, Alfis Basyir di lokasi mengatakan setelah berkoordinasi dengan dinas terkait akhirnya hiu yang terdampar dalam keadaan mati itu terpaksa dipotong-potong untuk mempermudah proses evakuasi.

"Kemarin kami sudah mencoba menariknya ke daratan menggunakan truk karena bobotnya yang besar akhirnya tali penarik pun putus," tambah dia.

Dan pada Rabu pagi pihaknya dan masyarakat juga mencoba manarik menggunakan tali namun hasilnya masih nihil.

"Untuk mempermudah proses evakuasi Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar memberikan tiga pilihan diantaranya ditarik menggunakan alat berat, dibakar atau dipotong-potong karena berbagai pertimbangan kami pun memilih pilihan yang terakhir," ujarnya.

Ia menerangkan setelah hiu tersebut dipotong menjadi beberapa bagian maka akan segera dikubur sehingga bau dan bangkainya tidak mengganggu lingkungan.

Sementara itu nelayan setempat, Arlis mengaku bahwa hiu tersebut menepi secara bergerombolan dan diantaranya masuk ke pukat nelayan.

"Kami berupaya mengeluarkannya namun tidak bisa karena keadaannya lemah berbeda dengan hiu lain yang gesit sehingga bisa dikeluarkan," sebutnya.

Akibat kejadian itu pukat milik nelayan sobek dan butuh beberapa hari untuk memperbaikinya.

"Minimal dalam tiga hari ini kami tidak melaut karena harus memperbaiki pukat yang sobek," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement