REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor Provinsi Jawa Barat segera mewujudkan impian sebagai kota ramah pejalan kaki. Ini dilakukan dengan membangun trotoar untuk pedestrian dan jalur sepeda di sekeliling Kebun Raya dan Istana Bogor.
"Trotoar ini akan menjadi perhatian publik, sehingga target Bogor menjadi kota ramah pejalan kaki selangkah lagi bisa diwujudkan," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, di Balai Kota Bogor, Selasa (9/8).
Bima mengatakan, dalam rancangan penataan transportasi Kota Bogor yang tertuang dalam B-TOP (Bogor Transportation), Pemkot Bogor menempatkan pejalan kaki sebagai hierarki tertinggi dalam transportasi, menyusul sepeda dan angkutan publik. "Konsep penataan transportasi Kota Bogor menuju ke arah transportasi ramah lingkungan, mendorong pejalan kaki, sepeda dan penggunaan angkutan umum," katanya lagi.
Pemkot Bogor akan membangun trotoar di sekeliling Kebun Raya dan Istana Bogor yang diperuntukkan bagi pedestrian serta jalur sepeda. Total panjang trotoar mencapai empat kilometer dengan lebar mulai dari lima meter dan empat meter. Pembangunan trotoar dan jalur sepeda seputar Kebun Raya dan Istana Bogor menggunakan anggaran dana alokasi khusus (DAK) tahun 2016 senilai Rp32 miliar lebih. Proses pembangunan dimulai dari 26 Juli dan selesai 22 Desember mendatang.
"Ini trotoar terluas yang ada di pusat Kota Bogor, saat ini pengerjaan sudah dimulai dari Cidangiang sampai Pangrango," kata Bima.
Dia menambahkan, pembangunan trotoar untuk mensikronkan konsep kota dalam taman, sehingga surga dunia tidak hanya ada di dalam Istana Bogor tetapi juga ada di luar istana. "Kami sudah berkoordinasi dengan Istana Bogor, pembangunan trotoar seputar kebun raya dan istana disesuaikan dengan rencana pemunduran pagar Istana Bogor untuk memberikan ruang bagi masyarakat, menyatukan antara luar dan dalam istana," katanya.
Bima menambahkan, kehadiran trotoar seputar Kebun Raya dan Istana Bogor akan menambah daya tarik utama Kota Bogor untuk bersepeda, jalan kaki, dan berlari.