REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daerah tandus di Gunungkidul ternyata memikat hati mantan panglima TNI, Moeldoko. Ia mengaku pernah bertugas di Gunungkidul sewaktu masih berpangkat letnan dua. Sebagai wujud nyata menyokong masyarakat di daerah tersebut, Moeldoko mendorong pembangunan proyek irigasi dengan teknologi pompa air tanpa motor.
''Waktu letnan dua, kami latihan di sana. Saya melihat warga kesulitan air. Saya lantas merenung, apa hal itu tak bisa diatasi? Dulu warga ada yang memberi air minum, ubi rebus,'' kata Moeldoko dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Selasa (9/8).
Moeldoko mengaku pembangunan proyek irigasi ini dilakukan karena adanya kebutuhan masyarakat setempat. Proyek ini merupakan hasil pengembangan dari teknologi buatan tiga mahasiswa UGM berupa teknologi microbubble generator (MBG). Riset yang dikembangkan oleh ketiga mahasiswa UGM itu membuat distribusi oksigen dalam kolam menjadi lebih sempurna.
Moeldoko berharap dengan adanya pembangunan irigasi ini bisa mengairi hamparan sawah seluas 300-400 hektare di Desa Pacarejo dan Seman di Kecamatan Pacarejo. Ia menaruh harapan pembangunan proyek ini kelak bisa memperbaiki perekonomian masyarakat setempat sekaligus juga mendorong inovasi anak bangsa bisa terus berkembang.
''Latar belakang saya membuat proyek air tanpa motor ini karena ingin mengabdi pada masyarakat meski sekarang sudah purna (dari TNI). Saya berharap pembangunan irigasi ini bisa meningkatkan panen. Dari semula hanya sekali setahun dengan sistem tadah hujan, semoga bisa menjadi tiga kali setahun,'' kata penyandang penghargaan Adhi Makayasa 1981 ini.