Selasa 09 Aug 2016 09:17 WIB

PKB Sebut Sekolah Seharian Penuh tak Efektif

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Ilham
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyesalkan pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy tentang anjuran agar pelajar sehari penuh berada di sekolah.

"Saya mendapat banyak masukan dari daerah bahwa pernyataan Pak Muhadjir tentang full day school ini sangat tidak efektif untuk diterapkan di semua wilayah Indonesia, terutama di daerah," kata Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dalam rapat di kantor DPP PKB, Senin, (8/8), malam.

Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menambahkan, kebijakan itu kalau diterapkan akan membuat kejenuhan peserta didik. Memisahkan siswa dari kehidupan sosial, mengurangi kualitas hubungan keluarga, dan juga institusi Madrasah akan tidak berfungsi.

Oleh karena itu, ia menegaskan PKB akan memperjuangkan keadilan dalam pendidikan demi pendidikan yang berkualitas. Jangan penambahan jam sekolah membebani anak dan para guru secara berlebihan.

 

Wakil Ketua Fraksi PKB DPR RI, Maman Imanulhaq mengingatkan, masih banyak sekolah yang tak layak sebagai lingkungan belajar. Bahkan hanya sebagai tempat sekedar berkumpul sudah tidak aman.

Dia meminta Mendikbud untuk lebih fokus melakukan validasi data dan rehabilitasi kondisi sekolah di banyak wilayah. Apalagi, sekolah di daerah terpencil banyak yang rusak, atap bocor, dinding retak, tak ada toilet, tak ada kantin untuk makan siang, tak ada ruang terbuka untuk bermain dan banyak realitas yang menyedihkan dan membahayakan.

''Begitu pula soal kualitas, kuantitas, dan distribusi guru yang tidak merata,'' jelas dia.

Maman menambahkan, FPKB akan melakukan diskusi tentang pernyataan Mendikbud ini, termasuk mengeksplorasi persoalan pendidikan. Di antaranya menyangkut nasib guru, sarana pendidikan, dan keterlibatan orang tua dan komunitas untuk ikut mendidik anak anak secara lebih intensif.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement