Senin 08 Aug 2016 14:44 WIB

Pemprov Jabar Mulai Eksplorasi Panas Bumi di Cisolok

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Energi panas bumi. Ilustrasi.
Foto: greenfieldenergyco.com
Energi panas bumi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memulai eksplorasi panas bumi di Cisolok dan Cisukarame, Kabupaten Sukabumi. Pengeboran tersebut dikerjakan oleh anak perusahaan PT Jasa Sarana sebagai salah satu BUMD Pemprov Jabar.  Targetnya, bisa menambah kapasitas pembangkit listrik hingga 45 megawatt.

Menurut Direktur Utama PT Jabar Rekind Geothermal (anak perusahaan PT Jasa Sarana) Ari Putranto, pihaknya merupakan pemilik konsesi dan pemegang izin panas bumi (IPB) pada wilayah tersebut. Ini pun, menjadikan PT Jasa Sarana sebagai BUMD pertama di Indonesia yang mengeksplorasi energi uap tersebut.

Untuk selanjutnya, kata dia, eksplorasi ini akan dikerjasamakan dengan PT Jabar Energi (anak perusahaan PT Jasa Sarana) dan PT Roda Drilling Nusantara (RDN) dengan membentuk konsorsium yang diberi nama Jabar Drilling Nusantara. Pada tahap awal, pihaknya akan mengebor dua sumur ekplorasi geothermal di Cisolok-Cisukarame dengan kapasitas sekitar 5-7 megawatt per sumur.

Menurut Ari, pengeboran akan dimulai pada pekan pertama September 2016 dengan menggunakan RIG. "Hari ini (Senin, 8/7) kami melakukan function test RIG, untuk memastikan alat-alat ini berjalan baik," ujar Ari kepada wartawan, di Bandung, Senin (8/7).

Untuk menggali satu sumur berkedalaman 2.000 meter, kata Ari, dibutuhkan waktu 35-40 hari. Dengan begitu, dalam satu tahun ini pihaknya menargetkan bisa menggali 12 sumur pada area seluas 15,5 hektare tersebut. Setelah eskplorasi, Ia berharap bisa mengeksploitasi panas bumi, lalu menjualnya ke PLN untuk dijadikan listrik. "Target COD (comercial of delivery) dengan PLN semester 1 2020 selama 30 tahun," katanya.

Sebelum memulai eksplorasi ini, kata dia, pihaknya telah melakukan survei di lokasi tersebut sejak 2009. Nilai investasi yang telah dibukukan sejak pertama hingga saat ini mencapai lebih dari 200 juta AS.

Sementara menurut Direktur Operasional PT RDN, Wisnu Wikrama Wardhana, eksplorasi yang dilakukannya ramah lingkungan sehingga tidak akan merusak lingkungan sekitar. Alat-alat yang digunakan pun telah menjalani sertifikasi oleh lembaga terkait. "Dalam pelaksanaannya, kami mengikuti SOP," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement